Penentuan Aktivitas Antioksidan Senyawa Kuersetin dan Ekstrak Lengkuas Menggunakan HPLC dan UV-Vis

Bambang Cahyono, Christiana Suci Prihatini, Meiny Suzery, Damar Nurwahyu Bima

Abstract


The radical scavenging activity of 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH) is generally carried out using a spectrophotometric method. In this study, the value of the antioxidant activity was compared to the HPLC method. Samples used were pure quercetin and extracts of red galangal (Alpinia purpurata) and white galangal (Alpinia galanga). Analysis of antioxidant activity using a UV/Vis spectrophotometer was carried out at a wavelength of 515 nm. Analysis by HPLC method was carried out using an inverse phase with a UV/Vis detector at 515 nm. The results showed that the radical scavenging activity (IC50) of the pure quercetin produced was nearly the same value for the spectrophotometric method (16.24 ppm) dan the HPLC method (15.24 ppm). Even though, the antioxidant activity of pure quercetin was different from the extract. The red galangal extract gave IC50 of 488.43±1.13 ppm (spectrophotometric method) and IC50 of 68.12±10.19 ppm (HPLC method). The radical scavenging activity (IC50) of white galangal extract using the spectrophotometric method and HPLC method was 462.47±2.98 and 62.17±3.87 ppm, respectively. The allegation of other molecular interference in the radical reduction of the extract resulted in a conclusion that the HPLC is better than the spectrophotometric method for determining antoxidant activity of extract sample.

 

Keywords: Antioxidant, Alpinia purpurata, Alpinia galanga, DPPH

 

 

Aktivitas peredaman radikal 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH) pada umumnya dilakukan menggunakan metode spektrofotometer. Dalam penelitian ini, nilai aktivitas antioksidan tersebut telah dibandingkan dengan metode HPLC. Sampel ujinya adalah senyawa kursetin murni dan ekstrak lengkuas merah (Alpinia purpurata) dan lengkuas putih (Alpinia galanga). Analisis aktivitas antioksidan dengan spektrofotometer UV/Vis dilakukan pada panjang gelombang 515 nm. Analisis dengan metode HPLC dilakukan menggunakan fasa inverse dengan detektor UV/Vis pada 515 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas peredaman radikal senyawa murni kuersetin menghasilkan nilai yang hampir sama untuk kedua metode yaitu IC50 sebesar 17,05 ppm untuk metode spektrofotometer dan IC50 sebesar 15,74 ppm untuk metode HPLC. Akan tetapi, nilai aktivitas antioksidan kuersetin jauh berbeda untuk ekstrak. Ekstrak lengkuas merah memberikan IC50 sebesar 488,43±1,13 ppm (metode spektrofotometer) dan 68,12±10,19 ppm (metode HPLC). Aktivitas peredaman radikal ekstrak lengkuas putih dengan metode spektrofotometer dan HPLC dengan IC50 sebesar 462,89±5,38 dan 62,17±3,87 ppm, berturut-turut. Dugaan adanya interferensi molekul lain dalam analisis peredaman radikal terhadap ekstrak ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa metode HPLC lebih baik digunakan dalam analisis antioksidan dibandingkan metode spektrofotometer untuk sampel berupa ekstrak.

 

Kata kunci: Antioksidan, Alpinia purpurata, Alpinia galanga, DPPH


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18860/al.v8i2.10594

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Bambang Cahyono, Christiana Suci Prihatini, Meiny Suzery, Damar Nurwahyu Bima

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Kirim NME Creative Commons

This work is licensed under NME Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
ALCHEMY is managed by  http://kimia.uin-malang.ac.id/
© All rights reserved 2016. Alchemy, Journal of Chemistry, eISSN 2460-6871

 

View My Stats