DOA DALAM TRADISI ISLAM JAWA

Abdul Wahab Rosyidi

Abstract


Doa etymologically means request something to God in certain ways. while some ulama define doa is a self statement presence to Allah the Almighty about our weakness, shortages, inabilities, and disgraces, then we ask Allah the Almighty in order the weaknesses, shortages, inabilities, and humiliations are removed and replaced with the strengths, capabilities and a high degree both in human sight and in Allah sight. In the theory needs said, that basically human beings need to feel safe (safety need), and the safety need leads to the two forms, namely: safety needs of life and safety needs of the property. Safety needs emerged as the most important requirement if psychology needs have been fullfilled. this behavior as reflected in the lives of Javanese who always do doa  in the form of slametan ceremony. Slametan aims to achieve slamet (safety), namely a condition in which the events will move smoothly to follow a predetermined path and will not happen misfortunes to just anyone.

 

Doa Secara etimologi artinya memohon sesuatu kepada Allah SWT dengan cara- cara tertentu. Sedangkan beberapa ulama mendefinisikan doa berarti pernyataan diri ke hadirat Allah SWT tentang kelemahan, kekurangan, ketidakmampuan serta kehinaan kita, kemudian kita memohon sesuatu kepada Allah SWT agar kelemahan, kekurangan, ketidakmampuan serta kehinaan ini diangkat dan digantikan dengan kelebihan, kemampuan serta derajat yang tinggi baik di sisi manusia maupun di sisi-Nya. Dalam teori kebutuhan dikatakan; bahwa pada dasarnya manusia membutuhkan rasa aman (safety need), dan rasa aman itu mengarah pada dua bentuk yakni kebutuhan keamanan jiwa dan keamanan harta. Kebutuhan rasa aman muncul sebagai kebutuhan yang paling penting kalau kebutuhan psikologis telah terpenuhi. Hal tersebut sebagaimana tercermin dalam perilaku hidup orang Jawa yang selalu melakukan Doa dalam bentuk upacara slametan. Slametan bertujuan untuk mencapai keadaan slamet, yaitu suatu keadaan dimana peristiwa-peristiwa akan bergerak mengikuti jalan yang telah ditetapkan dengan lancar dan tak akan terjadi kemalangan-kemalangan kepada sembarang orang.

 


Keywords


pray; doa; peaceful; prosperity

Full Text:

PDF

References


Al Qur’an al Karim, Mushaf al Madinah an Nabawiyah. Majma’ al Malik Fadh Lithobati al Mushaf al

Syarif.

A.W. Munawir, 1984. Kamus Al Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Pustaka Progresif.

Alex Sobur, 2010. Psikologi umum Dalam Lintas Sejarah. Pustaka Setia, Bandung, Cet III.

Clifford Geertz, 1983. Abangan, Santri, Priyayi, Dalam Masyarakat Jawa.Pustaka Jaya.

Departemen Agama RI, 1992 . al Qur’an dan Terjemahan, P.T. Tanjung Mas Inti, Semarang

F. Patty, MA et all, 1982. Pengantar Psikologi umum. Usaha Nasional, Surabaya.Hal: 58

Faidhullahi Al Husna. Fatkhur Rohman Fitholabil Al fadil Qur'an. Maktabah Dahlan

Koentjaraningrat, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta Jakarta.

Niels Mulder 2001. Mistisme Jawa Ideologi Di Indonesia (terj).LKiS Jogyakarta.

Purwadi, 2007. Ensiklopedi Adat-Istiadat Budaya Jawa. Panji Pustaka, Jogyakarta.

Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, 1964 ”Setangkai Bunga Sosiologi”, edisi I , yayasan

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sudarmaji, 2005. Ensiklopedi Ringkas al Qur’an Jilid 2. Lintas pustaka, Jakarta .

Zakiyah Darajat, 1970. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v0i0.2199

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang