Kampung Naga: Sebuah Representasi Arsitektur sebagai Bagian dari Budaya

Luluk Maslucha

Abstract


In this article, the writer tries to study architecture as a cultural product of a certain society because architecture is a representation of social life in eneral and individual. Therefore, studying architecture cannot be separated from the three basic elements, that is, concept, method, and performance. All of them are unified in value, need, and physical performance. Architecture is a part of culture composed from each element of culture itself and includes in the cultural system. The cultural elements included in architecture are concept, thought and rules, attitude and behavior as a social system. Both cultural system and social system build architecture as artefactual physical performance. The simplicity of Kampung Naga architecture shows the great value of the societys culture that is represented in its elements. Kampung Naga architecture also shows beauty coming from simplicity and humbleness. Beauty can appear from something parametrical or measurable and those non parametrical and immeasurable. Measurable things may be able to be seen physically, but the unmeasureable can only be felt. Architecture influenced by culture with its whole elements can raise behaviour patterns. Therefore, architecture should be built with the base and spirit of great culture to build great behaviour.

 

Dalam artikel ini, penulis mencoba menjelaskan arsitektur sebagai produk budaya masyarakat tertentu karena arsitektur merupakan representasi kehidupan sosial di alam dan individu. Oleh karena itu, mempelajari arsitektur tidak dapat dipisahkan dari tiga elemen dasar, yaitu konsep, metode, dan kinerja. Kesemuanya disatukan dalam nilai, kebutuhan, dan kinerja fisik. Arsitektur adalah bagian dari budaya yang setiap unsurnya termasuk dalam sistem budaya. Unsur budaya yang termasuk dalam arsitektur meliputi konsep, pemikiran dan aturan, sikap dan perilaku sebagai sistem sosial. Baik sistem budaya maupun sosial membangun arsitektur sebagai kinerja fisik artefak. Kesederhanaan arsitektur Kampung Naga menunjukkan nilai besar dari budaya masyarakat itu yang diwakili elemen-elemennya. Arsitektur Kampung Naga juga menunjukkan keindahan yang berasal dari kesederhanaan dan kerendahan hati. Keindahan bisa muncul dari suatu parametrik atau terukur, yang tidak parametrik dan beragam. Hal-hal terukur mungkin bisa dilihat secara fisik, tapi tak terukur namun bisa dirasakan Arsitektur dipengaruhi oleh budaya dengan seluruh elemennya yang meningkatkan pola perilaku Karena itu, arsitektur harus dibangun dengan basis dan semangat budaya.


Keywords


architecture, culture, Kampung Naga

Full Text:

PDF

References


Ching, Francis D.K. 2000. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Laurens, Joyce M. 2001. Studi Perilaku Lingkungan. Surabaya: Percetakan Universitas Kristen Petra.

Mangunwijaya, Y.B. 1995. Wastu Citra. Jakarta: Gramedia

Padma, Adry, dkk. 2001. Kampung Naga, Permukiman Warisan Karuhun. Bandung: Foris.

Ronald, Arya, 2007. Catatan Perkuliahan Antropologi Budaya. Yogyakarta. Pasca Sarjana Jurusan Teknik Arsitektur UGM.

Sunaryo, Ronny Gunawan, 2007. Mengikuti Langkah Pikir Romo Mangun. Dimensi Teknik Arsitektur, 35(1), 41-45




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v1i1.421

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang