Mengurai Problem Dikotomik Eksistensial Manusia Dalam Perspektif Agama Dan Teori Evolusi

Rasmianto Rasmianto

Abstract


In 1960s, one Ahmadiyah figure, Saleh A. Nahdi tried to prove that evolution theory is even better to interpret Alquran’s ayah. Furthermore, he stated that the theory was indeed written in Alquran. Some of them are in surah Nuh (71), ayah 13 to 17. “What is (the matter) with you that you do not attribute to Allah grandeur? While He has created you in stages (evolution)? Do you not consider how Allah has created seven heavens in layers”. In a big scope, this article discusses the evolution theory in some religions’ perspectives and a classical debate about ‘Adam’ mystery. Some scholars of religion oppose the theory based on their religion’s beliefs, but some other are positive. They even use the theory to explain their religion’s doctrine written in the bible. In a further discussion, the experts are classified into two groups over Adam (as the first human) discussion. By explaining the proofs, some experts stated that Adam is not the first human as people believe. Some others believe that the descending of Adam is an indication that God delegates human as the caliph on earth.

 

Pada 1960an seorang tokoh Ahmadiyah, Saleh A. Nahdi berusaha memberikan bukti bahwa teori evolusilah yang lebih tepat menafsirkan ayat-ayat Alquran. Ia malah mengatakan, teori evolusi itu justru terdapat dalam Alquran, umpamanya pada ayat ke-13 hingga ke-17 surat Nuh (71). Yang artinya mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal, Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian (evolusi)? Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat. Secara garis besar, artikel ini membahas teori evolusi dalam perspektif agama dan perdebatan klasik tentang misteri ‘Adam’. Sebagian ahli agama menentang berdasarkan ajaran agama mereka, tetapi sebagian lain menerima teori evolusi. Bahkan menggunakan teori tersebut untuk menjelaskan ajaran di kitab sucinya. Sedangkan, dalam pembahasan Adam sebagai manusia pertama di bumi pun para ahli terbagi menjadi dua golongan. Dengan beberapa bukti, sebagian berpendapat bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Tafsiran lain juga menyatakan bahwa turunnya Adam ialah pertanda Tuhan mengutus manusia sebagai khalifah di muka bumi.

 


Keywords


dichotomy; evolution; religion

Full Text:

PDF

References


Ali, A. Mukti. Asal Usul Agama, dalam Majalah Jamiah IAIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta, 1962.

Eric from, Masyarakat yang Sehat, YOI, Jakarta 1995

Koencaraningrat, Mentalitas Masyarakat Terasing, Gasindo, Jakarta, 1986

Madjid, Noercholis dalam Islam Agama Peradaban, Paramadina, 1999,

Natsir, Mohammad “Hayy ibn Yaqdzan” dalam Majalah Pedoman Masyarakat, 1937.

Rahardjo, M. Dawam (Editor) dalam Insan Kamil, Mas Agung, Jakarta, 1989.

Rasyid, Daud. Teori Evolusi Vs Agama, Jumal Ulumul Quran, Vol 11,1991.

Shihab, Quraisy. Tafsir A l-Misbah Juz I, Al-Hidayah, Jakarta, 2001.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v6i2.4669

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang