Tragedi Kematian Tuhan: Kajian atas Aforisme Nietzsche “Tuhan Telah Mati”

Muhammad Anwar Firdausi

Abstract


The declaration of “God is dead” is the most memorable statement for people knowing Nietzsche. That declaration made him well-known around the world for centuries. It is no wonder that he then got people’s negative impression, for example “The God’s butcher” which is identical to atheism and other anti-religion communities. At a glance, Nietzsche is seen as the hater of God though wisely he deserved to be in the mid position between “religion and anti-religion” or “religious and secular”. The reason is that, The God he hates is The One being arbitrary and unfair. He wants others to be free from the fake promises of the world and search for the truth.

 

Proklamasi God is dead adalah pernyataan yang paling melekat dalam ingatan orang tentang sosok Nietzsche. Sabda itulah yang melambungkan dirinya hingga pada tingkat kesohoran melintasi ruang geografis dan waktu dalam hitungan abad. Tidak heran jika kemudian ia mendapatkan beragam stigma. Sebut saja julukan “Sang Penjagal Tuhan” yang diidentikkan dengan ateisme dan gerakan-gerakan anti agama. Sekilas Nietzsche terlihat seperti pembenci Tuhan meskipun secara bijak ia telah pantas berada pada posisi tengah di antara “agama dan anti agama”, “religius dan sekular”. Alasannya ialah Tuhan yang dia benci adalah Tuhan yang sewenang-wenang dan tidak adil. Ia ingin agar manusia bebas dari janji-janji palsu dunia dan mulai mencari kebenaran.


Keywords


atheism; Nietzsche; pluralism

Full Text:

PDF

References


Armstrong, K. 2001. A History of God: 4000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam, terj. Sadat Ismail, Nizam Press, Jakarta.

Bagus, L. 2000. Kamus Filsafat, Gramedia, Jakarta.

Coward, H. 1985. Pluralism, Challenge to World Religions. Orbits Books, New York.

Copleston, F. S. 1963. A History of Philosophy, Vol. 7 Fichte to Nietzsche, Search Press, London.

Dagun, S. M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Rineka Cipta, Jakarta.

Haryatamoko. n.d. Genealogi Moral: Pembongkaran Agama dan Aspek Destruktifnya (makalah diPPS IAIN Kalijaga)

Keiser, B. 2000 Beragama di Saat Krisis, BASIS 49(11-12).

Magnis -Suseno, F. 1997. 13 Tokoh Etika: sejak zaman Yunani sampai abad ke 19, Kanisius, Yogyakarta.

Molina, F. 1963. Eksistensialism as Philosophy, New Jersey, Prentice Hall.

Nietszche, F. 2000. Thus Spoke Zarathustra, terj. Sudarmaji & A. Santosa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Nietzsche. 2000. Twilight of The Idols and The Anti Christ. Penguin. Terj. Hatono Hadikusumo, Bentang, Yogyakarta.

Noor, K. A. 1998. Tuhan Yang Diciptakan dan Tuhan Yang Sebenarnya. Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, 1(1).

Nietzsche. 2000. Ecce Homo, How One Becomes What One Is, Penguin Group, terj. Intan Naomi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rahmat, J. 2001. Ateisme dalam Masyarakat Modem, pengantar dalam O. Hashem, Agama Marxis: Asal-usul Ateisme dan Penolakan Kapitalisme, Nuansa, Bandung .

Russell, B. 2001. History of Western Philosophy, Second Edition, Alden Press, Oxford.

Sindhunata. 2000. Kritik Humanisme-ateis. Basis, 49(11-12)

Sunardi, S. 1996. Nietzsche, LkiS, Yogyakarta

Weij, VanDer, Grote. 2000. Filosofen Over de Mens, Ter. K. Bertens, Kanisius, Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v6i2.4670

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang