Iman dalam Pribadi Muslim: Sebuah Telaah Aksiologi

M. Djumransjah

Abstract


Talking about the issue of faith is the same as entering things that lie beyond the reach of reason. Faith is actually also a spiritual problem and develops with the power of ikhtiari. It touches the conscience and determines the quality in the value of taqwa. In human life and life, faith is priceless. Its value is expensive above all that is expensive, because it is a gift of God that is only accomplished through obedience. Obedience to God's rules is spiritual reflections to encourage people to love and obey the laws of God and His Messenger. The rules of God obeyed by man through the process of consciousness and freedom to assume responsibility are not entirely left to human freedom. To carry out the responsibilities well, God sent the Apostles to set an example and guide men to the right path, safe and secure. By observing human behavior in following orders and away from God's prohibitions will give the sense that humans are cultural beings. Because formed and developed into a personality occurs in the culture of society. In society human ethical values are the basis and size of which are the source of the orientation of norms.

 

Membicarakan masalah iman sama halnya dengan memasuki hal-hal yang terletak diluar jangkauan akal. Iman sebenarnya juga masalah rohaniah dan berkembang dengan daya ikhtiari. Dia menyentuh hati nurani dan menentukan kualitas dalam nilai taqwa. Dalam hidup dan kehidupan manusia, iman tidak ternilai harganya. Nilainya mahal di atas segala yang mahal, karena dia pemberian Allah yang hanya dicapai melalui ketaatan. Ketaatan kepada aturan-aturan Allah merupakan pantulan-patulan ruhani untuk mendorong orang mencintai dan mematuhi hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya. Aturan-aturan Allah yang dipatuhi manusia melalui proses kesadaran dan kebebasan untuk memikul tanggung jawab, tidak sepenuhnya diserahkan kepada kebebasan manusia. Untuk melaksanakan tanggung jawab dengan baik, maka Allah mengutus para Rasul untuk memberi contoh dan menuntun manusia ke jalan yang benar, aman dan selamat. Dengan mengamati prilaku manusia dalam mengikuti perintah dan menjauhi larangan Tuhan akan memberikan pengertian bahwa manusia itu adalah makhluk budaya. Karena dibentuk dan berkembang menjadi seorang yang berkepribadian terjadi dalam kebudayaan masyarakat. Di masyarakat nilai-nilai etis manusia adalah menjadi dasar dan ukurannya yang merupakan sumber orientasi norma-norma.

 


Keywords


Ethical values; faith; norms  

Full Text:

PDF

References


A. Syafii Maarif, Peta Bumi Intelektualisme Islam, di Indonesia, Bandung: Mizan, 1993

Ahmadi Thaha, Ilmiah Islam menuju Iman, Surabaya: Al lkhlas, 1988.

Ash Shabuny, Mohammad Ali, SbafwatuAt Tafaasiir, Beirut: Daarul Qalam, 1986.

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modemisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Dep. Agama RI, Al Quran dan Terjemabnya, Jakarta: Dep. Agama, 1979.

Hasan Langgulung, Azas-azas Pendidikan Islam, Jakarta: Al Husna, 1987.

Imam Munawwar, Kebangkitan Islami dan tantangan-tantangan yang dihadapi, Surabaya: Bina Ilmu, 1984

Jimly Ash Shiddiqie, dkk. (Ed.), Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan, Bandung: Mizan dan ICMI, 1996

Mohammed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, Jakarta: INIS, 1994.

Muhammad Quthub, Sistem Pendidikan Islam (Trj.). Bandung: PT Al Ma’arif, 1984.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v1i3.4699

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang