Konsep Nusyuz Perspektif Teori Kosmologi Gender Sachiko Murata

Nely Sama Kamalia

Abstract


Abstract:

This study aims to analyze the concept of nusyuz according to Islamic scholars and according to the gender cosmology perspective of Sachiko Murata. This study belongs to library research with primary data from Sachiko Murata's writings and secondary data from articles, journals, and other scientific works. The results of this study indicate that the conservative concept of nusyuz is strongly influenced by a typical patriarchal culture. Some interpreted nusyuz as disloyal and bad behavior only on the part of the wife. Whereas in contemporary interpretations, nusyuz can be conducted by both wife and husband. Furthermore, according to Sachiko Murata's gender cosmology, the conservative concept of nusyuz is not in line with the balance order of yin yang, saying that in both men and women there is a harmony of yin and yang unity to achieve insan kamil (perfect human). Based on the yin yang interpretation, it can be understood that negative behavior is a general tendency possessed by men and women. So that, based on the cosmological perspective of gender, nusyuz acts do not only come from the wife's but also from the husband's side.

Keywords: nusyuz; gender; marriage.

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep nusyuz menurut ulama’ fikih dan menurut perspektif kosmologi gender Sachiko Murata. Penelitian termasuk library research dengan bahan primer dari tulisan-tulisan Sachiko Murata dan bahan sekunder dari artikel, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep nusyuz konservatif sangat terpengaruh oleh budaya yang khas patriarki, sebagian penafsir menerjemahkan nusyuz sebagai ketidaksetiaan dan perilaku buruk hanya dari pihak istri. Padahal dalam pemaknaan tafsir kontemporer nusyuz dapat terjadi baik oleh pihak istri maupun suami. Selanjutnya, menurut kosmologi gender Sachiko Murata konsep nusyuz konservatif tidak sejalan dengan tatanan keseimbangan yin yang dalam diri manusia karena dalam diri manusia baik laki laki maupun perempuan ada kesatuan yin dan yang yang harmoni untuk tercapainya insan kamil. Berdasarkan penafsiran yin yang tersebut dapat dipahami bahwa perilaku negatif adalah kecenderungan umum yang yang dimiliki oleh kaum laki-laki dan perempuan. Sehingga konsep nusyuz progresif berdasarkan perpektif kosmologi gender merupakan perangai yang tidak hanya berasal dari istri tapi juga bisa dari pihak suami.

Kata Kunci: nusyuz; gender; perkawinan.


Keywords


nusyuz; gender; perkawinan.

Full Text:

PDF

References


Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sajastani. Sunan Abi Daud. Juz 2. Beirut: Dar al Fikar, 2003.

Agus Purwadi. Islam dan Problem Gender. Yogyakarta: Aditya Media, 2000.

Anne Sofie Roald. Women in Islam, The Western Experience. London: Routledge, 2001.

Annemarie foreword Schimmel. Sachiko Murata, The Tao of Islam: A Saurce Book on Gender Relationship in Islamic Thought. New York: State University of New York Press, 2002.

Asma Barlan. Cara Qur’an Membebaskan Perempuan. Diterjemahkan oleh Cecep Lukman Yasin. Yogyakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005.

Bariah, Oyoh. “Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Perspektif Alqur’an.” Jurnal Pendidikan Islam Rabbani 1, no. 1 (1 Februari 2017). https://journal.unsika.ac.id/index.php/rabbani/article/view/778.

Imam Abi Zakariya Muhyiddin Bin Syaraf An Nawawi. Al Majmu’ Syarach Al Muhadzab. Juz 9. Beirut: Dar al Fikar, t.t.

Mansour Fakih. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Muhammad ibnu Jarir al-Thabari. Jami’ al bayyan fi tafsir al Qur’an. Juz 8. Riyadh: Dar al Thayyibah, t.t.

Napisah, Napisah, dan Syahabuddin Syahabuddin. “Telaah Makna Dharabah Bagi Istri Nusyuz Dalam Perspektif Gender.” Mahkamah : Jurnal Kajian Hukum Islam 4, no. 1 (25 Juni 2019): 13–25. https://doi.org/10.24235/mahkamah.v4i1.3436.

Nur Wahidah. LKTI, Dakwah Berperspektif Gender: Reinterpretasi Konsep Nusyuz dalam al-Quran. Jember: IAIN Jember, 2016.

Putra, Muhammad Habib Adi, dan Umi Sumbulah. “Memaknai Kembali Konsep Nusyuz Dalam Kompilasi Hukum Islam Perspektif Gender & Maqashid Syariah Jasser Auda.” EGALITA 15, no. 1 (21 Agustus 2020). https://doi.org/10.18860/egalita.v15i1.10179.

Sachiko Murata. The Tao of Islam. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti dan M.S. Nasrullah. Bandung: Mizan, 1999.

———. The Tao of Islam: A Source Book on Gender Relationship In Islamic Thought. New York: State University of New York Press, 1992.

Sayyid Ahmad bin Umar Asy Syathiri. al Yaqut an Nafis. Tarim: Haramain, 1368H.

Setyawan, Cahya Edi. “Pemikiran Kesetaraan Gender dan Feminisme Amina Wadud Tentang Eksistensi Wanita Dalam Kajian Hukum Keluarga.” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 3, no. 1 (9 Juli 2017): 70–91. https://doi.org/10.31332/zjpi.v3i1.710.

Sri Suhandjati Sukri dan Ridin Sofwan. Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2001.

Sufiyana, Atika Zuhrotus. “Relasi Gender Dalam Kajian Islam ‘the Tao of Islam, Karya Sachiko Murata.’” Tadrib 3, no. 1 (30 Agustus 2017): 118–42. https://doi.org/10.19109/Tadrib.v3i1.1387.




DOI: https://doi.org/10.18860/jilfas.v3i2.11382

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Nely Sama Kamalia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial Office

Journal of Islamic Law and Family Studies (JILFAS)

Program Studi Magister Al Ahwal Al Syakhshiyyah

Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Jl. Ir. Soekarno No. 1 Kota Batu

jilfas@uin-malang.ac.id

 

Jilfas is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Generic