Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBGs Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Pasar Rebo Jakarta

Leny Ramadhan, MGS Aritonang, Yusi Anggriani

Abstract


ABSTRAK

Program Jaminan Kesehatan Nasional membuat  peningkatan jumah pasien di rumah sakit menyebabkan rumah sakit mengalami penurunan mutu pelayanan dan perbedaan sistem pembayaran membuat mengakibatkan terjadinya perbedaan tarif.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tarif rumah sakit dan tarif INA-CBGs. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional. Sampel Penelitian adalah 5 diagnosa  berjumlah 500 dengan 100 pasien untuk tiap – tiap diagnosa. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan tarif rumah sakit dan tarif INA- CBGs dengan  tarif rumah sakit lebih besar dari tarif INA-CBGs terjadi pada diagnosa Hypertensive heart disease with (congestive) heart failure sebesar Rp. 37.563.200 (66,444%), Non-insulin-dependent diabetes mellitus sebesar Rp.19.525.441 (7,66%), Atherosclerotic heart disease sebesar Rp. 13.119.235 atau sekitar (39,63%). Dan tarif rumah sakit lebih kecil dari  tarif INA-CBGs terjadi  pada diagnosa Low back pain sebesar Rp.1.026.299 (8,32%), dan Essential (primary) hypertension sebesar Rp. 2.403.169 (12.38%).

Keywords: Selisih, Tarif Rumah Sakit, Tarif INA-CBGs


References


Malik, R. (2000). PEMBIAYAAN KESEHATAN Dl INDONESIA TAHUN 1990-2000. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 5 No.2, 94.

Hosinah (2013). Case Mix Upaya pengendalian Biaya Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia di unduh pada http://www.esaunggul.ac.id/article/case-mix-upaya-pengendalian-biaya-rumah-sakit-di-indonesia

Kemenkes RI. (2013). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Departemen Kesehatan RI, 16-18, 21-29, 40-43, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Info BPJS (2016). Pentingnya Dukungan PEMDA untuk mencapai Universal Health Coverage. BPJS Kesehatan. Jakarta

Forum, I. H. (2018). let’s Make JKN Wins For All " Harapan, Kenyataan & Solusi JKN. Lembaga Penerbit Balitbangkes.

Kemenkes (2014). Info BPJS kesehatan Penetapan Tarif INA – CBGs edisi VIII. Jakarta

Kementrian kesehatan Republik Indonesia. (2017). Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Kesehatan Tahun 2017. Jakarta

Rahayuningrun et al (2016). Comparison BetweenHospital Inpatient Costand INA-CBGsTarifof Inpatient Carein the National Health Insurance Schemein Solo, Boyolali and Karanganyar Districts, Central Java. Journal of Health Policy and Management 1(2): 102-112

Suhartoyo (2018). Jurnal Administrative Law & Governance Klaim Rumah Sakit Kepada BPJS kesehatan Berkaitan Dengan Rawat Inap Dengan Sistem INA – CBGs. Semarang. Fakultas Hukum Universitas.

Riaz, K, (2012). Hipertensive Heart Disease. Wright State University

Ningrum, A.F ( 201. Laporan Kasus Penatalaksanaan Holistik Pada Pasien Hypertensive Heart Disease. Fakultas kedokteran. Universitas Lampung. Hal. 106

Bare & Smeltzer (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih Bahasa Agung Waluyo). Edisi 8 Vol.3. Jakarta : EGC

M.Muhlis Rizki, (2020) . “Tatalaksana Medikamentosa Pada Low Back Pain” Fakultas kedokteran. Universitas Lampung, Lampung.

Katzung,B. G (2002) Basic and Clinical Pharmacology, Edisi 8,317, McGeaw-Hill, Newyork.

Kemenkes RI Pusat (2014). Pusat Data dan Informasi Hipertensi. Kementrian Kesehatan. Jakarta, Hal. 1

Christy Dessy (2010). Gambaran Pengobatan Hipertensi Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari-Juni Tahun 2009. Fakultas Farmasi Universitas Surakarta, Hal 7

Hotma Dumaris (2016). Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit. 3 (1).




DOI: https://doi.org/10.18860/jip.v6i2.12147

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Leny Ramadhan, MGS Aritonang, Yusi Anggriani



© 2023 Journal of Islamic Pharmacy