Soul Shaking as Reason for Criminal Abolition: The Dilemma Between Legal Certainty and Justice/Keguncangan Jiwa Sebagai Alasan Penghapus Pidana: Dilema Antara Kepastian Hukum dan Keadilan

Krishna Gumelar

Abstract


Abstract:

The forced defense that goes beyond the limits (Noodweer Exces) is still interesting to study. Criminal law experts still debate criteria for a mental shock that cause excessive defense. This study aims to describe the criteria for acts that can be referred to as noodweer exces in criminal cases and analyze the meaning of mental shock in noodweer exces so that there are no multiple interpretations. This article is the result of doctrinal legal research with a statutory approach. The results of this study indicate that a person's behavior is called a noodweer exces if it begins with an immediate attack that is against the law and the victim feels the need to defend himself. The grammatical interpretation of Article 49 of the Criminal Code shows that feelings of discomfort, anger, confusion, and fear that result in great mental shock in a person can be a reason for someone to carry out an excessive forced defense. However, severe mental agitation must get information from a psychologist.

Keywords: noodweer exces; shock of the soul; criminal offenses.

Abstrak:

Pembelaan terpaksa (Noodweer Exces) akibat kegoncangan jiwa masih menarik untuk dilakukan kajian. Kriteria keguncangan jiwa yang menyebabkan pembelaan berlebihan masih diperbedatkan oleh para pakar hukum pidana. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kriteria perbuatan yang dapat disebut sebagai noodweer dalam perkara tindak pidana dan menganalisis terkait makna keguncangan jiwa dalam noodweer exces sehingga tidak terjadinya multitafsir. Artikel ini adalah hasil penelitian hukum doktrinal dengan pendekatan perundang-undangan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang disebut sebagai noodweer jika diawali dengan serangan seketika yang bersifat melanggar hukum dan korban merasa perlu melakukan pembelaan. Penafsiran gramatikal terhadap Pasal 49 KUHP menunjukkan bahwa perasaan tidak nyaman, amarah, bingung, dan ketakutan sehingga berakibat pada kegoncangan jiwa yang hebat pada diri seseorang dapat menjadi sebab pembenar seseorang melakukan pembelaan terpaksa secara berlebihan. Meskipun demikian, kegoncangan jiwa yang hebat harus mendapat keterangan dari psikolog.



References


Arianto, Henry. “Peranan Hakim Dalam Upaya Penegakkan Hukum Di Indonesia.” Lex Jurnalica 9, no. 3 (2012). https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Lex/article/view/344.

Cahyani, Dewa Agung Ari Aprillya Devita, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and I. Made Minggu Widyantara. “Analisis Pembuktian Alasan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Dalam Tindak Pidana Yang Menyebabkan Kematian.” Jurnal Analogi Hukum 1, no. 2 (2019): 148–52. https://doi.org/10.22225/ah.1.2.1742.148-152.

Dewi, Priastami Anggun Puspita. “Proving The Insanity Defense in The Enforcement of Criminal Law in Indonesia.” Jurnal Dinamika Hukum 19, no. 3 (October 20, 2020): 670–90. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2019.19.3.2739.

Dumgair, Wenlly. “Pembelaan Terpaksa (Noodweer) Dan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas (Noodweer Axces) Sebagai Alasan Penghapus Pidana.” LEX CRIMEN 5, no. 5 (August 31, 2016). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/13303.

Hamdan, M. Alasan penghapus pidana: teori dan studi kasus. Bandung: Refika Aditama, 2014.

Haq, Islamul, Wahidin Wahidin, and Saidah Saidah. “Melampaui Batas (Noodweer Exces) Dalam Membela Diri (Studi Perbandingan Antara Hukum Pidana Islam Dan Hukum Positif).” Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab 2, no. 1 (June 21, 2020). https://doi.org/10.24252/mh.v2i1.14295.

Hasanah, Sovia. “Arti Noodweer Exces dalam Hukum Pidana.” Hukumonline.com. Accessed January 2, 2021. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5ae67c067d3af/arti-inoodweer-exces-i-dalam-hukum-pidana/.

Hasanuddin. “Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Putusan Perkara Perdata Dengan Menggunakan Terjemahan Burgerlijk Wetboek.” Pengadilan Negeri Tilamuta (blog). Accessed April 6, 2021. https://pn-tilamuta.go.id/2016/07/12/pertimbangan-hukum-hakim-dalam-putusan-perkara-perdata-dengan-menggunakan-terjemahan-burgerlijk-wetboek/.

Insani, Nursolihi. “Hilangnya Pidana Terhadap Seseorang Yang Melakukan Pembelaan Diri Menurut Pasal 49 Ayat 1 Dan 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.” Jurnal Surya Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan 10, no. 2 (2019): 228–39. https://doi.org/10.32493/jdmhkdmhk.v10i2.5471.

Julaiddin, and Rangga Prayitno. “Penegakan Hukum Bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Pembelaan Terpaksa.” UNES Journal of Swara Justisia 4, no. 1 (May 25, 2020). https://swarajustisia.unespadang.ac.id/index.php/UJSJ/article/view/144.

Julyano, Mario, and Aditya Yuli Sulistyawan. “Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme Hukum.” CREPIDO 1, no. 1 (July 31, 2019): 13–22. https://doi.org/10.14710/crepido.1.1.13-22.

Krisna, Liza Agnesta. “Kajian Yuridis Terhadap Pembelaan Terpaksa Sebagai Alasan Penghapusan Penuntutan Pidana.” Jurnal Hukum Samudra Keadilan 11, no. 1 (2016): 114–25.

LA Gurusi. “Tinjauan Yuridis Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Kelalaian Lalu Lintas Yang Menyebabkan Hilangnya Nyawa Orang (Studi Kasusu No. 154/PID.B2015/PN.PW) | Jurnal Hukum Volkgeist,” March 11, 2019. https://www.jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Volkgeist/article/view/81.

Lahe, Patricia Regina. “Pembuktian Noodweer (Pembelaan Terpaksa) Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Menurut Pasal 49 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.” LEX PRIVATUM 5, no. 3 (May 3, 2017). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/15856.

Lakoy, Revani Engeli Kania. “Syarat Proporsionalitas Dan Subsidaritas Dalam Pembelaan Terpaksa Menurut Pasal 49 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.” LEX CRIMEN 9, no. 2 (May 18, 2020). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/28551.

Lamintang, P.A.F, and Franciscus Theojunior Lamintang. Dasar- Dasar Hukum Pidana Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Lubis, Fitria, and Syawal Amry Siregar. “Analisis Penghapusan Pidana Terhadap Perbuatan Menghilangkan Nyawa Orang Lain Karena Alasan Adanya Daya Paksa (Overmacht).” JURNAL RETENTUM 1, no. 1 (April 23, 2020): 9–17.

Marselino, Rendy. “Pembelaan Terpaksa yang Melampaui Batas (Noodweer Exces) Pada Pasal 49 Ayat (2).” Jurist-Diction 3, no. 2 (March 11, 2020): 633–48. https://doi.org/10.20473/jd.v3i2.18208.

Mertokusumo, Sudikno, and A. Pitlo. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Yogyakarta: Citra Aditya Bakti, 2013.

Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. ~. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Nuryanto, Carto. “Penegakan Hukum Oleh Hakim Dalam Putusannya Antara Kepastian Hukum Dan Keadilan.” Jurnal Hukum Khaira Ummah 13, no. 1 (March 19, 2018): 71–84.

Rachmawati. “Duduk Perkara Pelajar Bunuh Begal di Malang, Divonis Pembinaan 1 Tahun di Pesantren Halaman all.” KOMPAS.com, January 24, 2020. https://regional.kompas.com/read/2020/01/24/10500011/duduk-perkara-pelajar-bunuh-begal-di-malang-divonis-pembinaan-1-tahun-di.

Rato, Dominikus. Filsafat Hukum: Suatu Pengantar Mencari, Menemukan, Dan Memahami Hukum. LaksBang Justitia, 2014.

Remaja, Nyoman Gede. “MAKNA HUKUM DAN KEPASTIAN HUKUM.” Kertha Widya 2, no. 1 (August 31, 2014). https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/KW/article/view/426.

Setiawan, Peter Jeremiah. “Membunuh Begal Dan Pembelaan Darurat.” Universitas Surabaya (Ubaya). Accessed September 2, 2020. http://www.ubaya.ac.id/2018/content/news_detail/2775/Membunuh-Begal-dan-Pembelaan-Darurat.html.

Sidik, Zulfikri, Arif Dian Santoso Dian Santoso, and Diah Widhi Annisa. “Tinjauan Fiqh Jinayat dan Hukum Pidana Terhadap Pembelaan Terpaksa yang Melampaui Batas dalam Tindak Kejahatan.” Journal of Indonesian Comparative of Syari’ah Law 3, no. 2 (January 1, 2021): 207–18. https://doi.org/10.21111/jicl.v3i2.5386.

Sulardi, Sulardi, and Yohana Puspitasari Wardoyo. “Kepastian Hukum, Kemanfaatan, Dan Keadilan Terhadap Perkara Pidana Anak.” Jurnal Yudisial 8, no. 3 (December 1, 2015): 251–68. https://doi.org/10.29123/jy.v8i3.57.

Syahrani, Riduan. Rangkuman intisari ilmu hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999.

Tabaluyan, Roy Roland. “Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Menurut Pasal 49 Kuhp.” LEX CRIMEN 4, no. 6 (November 3, 2015). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/9786.

Wardhana, Arya Bagus. “Makna Yuridis Kegoncangan Jiwa Yang Hebat Dalam Pasal 49 Ayat (2) Kuhp Berkaitan Dengan Tindak Pidana Penganiayaan.” Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum 0, no. 1 (October 4, 2015). http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/1013.

Widnyani, lda Ayu Mirah, Anak Agung Sagung Laksmi Dewi, and Ni Made Sukaryati Karma. “Tinjauan Yuridis Terhadap Pembelaan Terpaksa (Noodweer) Sebagai Alasan Penghapus Pidana.” Jurnal Preferensi Hukum 1, no. 1 (July 27, 2020): 195–200. https://doi.org/10.22225/jph.1.1.2007.195-200.




DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v13i1.12056

Copyright (c) 2021 Krishna Gumelar

Published By:

Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Gajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia

 


De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International