Sistem Kewarisan Bilateral Ditinjau Dari Maqashid Al-Syari’ah

Muchlis Samfrudin Habib

Abstract


Dividing inheritance in kinship is not often suitable with Islamic Law. Reality, most of Indonesianpeople divide the heritage according to familydiscussion. It is not fair one each other. Because of that, the writer is interested in systemof dividing family inheritance in order to be fair to all the family’s member. This research refers to concept bilateral heritage in Maqashid al-syari’ah. The writer focuses to answer the question of what is the division pattern bilateral heritage in a family reflects toMaqashid al-syari’ah principle (general goals/universal syari’ah)? This research is normative juridical research in approaching legislation, conceptual, and consideration. The result of this research is system dividing bilateral heritage has relevance with Maqashid al-syari’ah al-ammah and relevance with Maqashid al-syari’ah al-khashshah )

Pembagian kewarisan secara kekeluargaan seringkali dianggap tidak sesuai dengan syari’ah Islam oleh umat Islam, tetapi dalam waktu yang bersamaan realitas menunjukkan bahwa hukum kewarisan Islam tidak agi sejalan dengan semangat keadilan masyarakat Indonesia, sehingga tidak sedikit umat Islam yang meninggalkannya. Atas dasar ketertarikan penulis kepada model sistem pembagian kewarisan yang berbasis kekeluargaan tersebut, penelitian ini hendak mengkaji tentang konsep kewarisan bilateral dalam kacamata Maqashid al-Syari’ah. Penelitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan Apakah pola pembagian kewarisan bilateral mencerminkan prinsip-prinsip Maqashid al-Syari’ah? Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, konseptual dan perbandingan.  Hasil penelitian ini adalah sistem pembagian kewarisan bilateral memiliki relevansi dengan maqashid al-syariah al-ammah (kemaslahatan, keadilan dan kesetaraan) dan juga maqashid al-syariah al-khashshah (hifdz al-din, hifdz al-nafs dan hifdz al-nasab)

 


References


‘Âshûr, Muhammad Thȃhir Ibn. Maqȃshid al-Sharî’ah al-Islȃmiyyah, Tunisia: al-Shirkah al-Tuniziyyah li al-tawzi’, t.th.

Abidin, Muhammad al-Amin bin Umar ibn. Majmu’ al-Rasȃ’il, Lubnan: Dar Ibnu Hazm, 1986, Jilid 2.

Abidin, Muhammad al-Amin bin Umar ibn. Radd al-Mukhtȃr ‘alȃ al-Durȃr al-Mukhtȃr, Beirut: Dar Ihya’ al-Turȃts al-Arabi, t.th., Jilid. 2 dan 4.

Al-‘Awwȃ, Salîm. Dawr al-Maqȃshid fî al-Tashrî’ȃt al-Mu’ȃshirah, London: Markaz Dirȃsȃt Maqȃshid al-Sharî’ah al-Islȃmiyyah 2006.

Al-Khayyath, Abdul Aziz. Nazhariyah al-‘Urf, Amman: Maktabah al-Aqsha, 1397 H.

Al-Yubi, Muhammad ibn Ahmad ibn Mas’ud. Maqȃshid al-Sharȋ’ah al-Islȃmiyyah wa ‘alȃqatuhȃ bi al-‘Adillah al-Sharȋ’ah, Dȃr al-Hijrah li al-Nashr wa al-Tawzi’, Riyȃdh, 1998.

Anshari, Abdul Ghafur. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Ekonisia, Yogyakarta, 2005.

Anwar, Syamsul. Fiqh Kebinekaan: Pandangan Islam Indonesia Tentang Umat, Kewaraan, dan Kepemimpinan Non-Muslim, Jakarta: Ma’arif Institute, 2015.

Feinberg, J. Philosophy of Law, California: Wadsworth Publisher Company Inc, 1975.

Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut al-Qur’an dan Hadis, Jakarta:TP, 1982.

Madjid, Nurcholis. Islam Doktrin dan Peradaban, sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimaanan, Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina , 1992.

Rawis, J. A Theory of Justice, Massachusetts: Harvard Universit Press, 1971.

Sudarsono, Hukum Waris dan Sistem Bilateral, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Zuhaili, Wahbah. Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Suriah: Dar al-Fikri, 1405 H, Jilid 8.




DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v9i1.4241

Copyright (c) 2017 Muchlis Samfrudin Habib

Published By:

Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Gajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia

 


De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International