Nembot Penganu Sebagai Kearifan Lokal Suku Paser Perspektif ‘Urf

Taufiqurrahman Taufiqurrahman

Abstract


‘Urf had emerged since being in the amid of Indonesian society long before Islam came, including the tradition of nembot penganu. This article aims to describe the process of carrying out the nembot penganu tradition in the traditional marriage of Paser tribe and to analyze the tradition of nembot penganu in perspective ‘urf. This research is empirical research with a qualitative approach. The results of this study indicate that the tradition of nembot penganu is a submission of various objects and money to prospective brides before the contract. The procession of the tradition is divided into saheeh urf and fasid urf. Submission of symbolic objects such as beras kuning, pandanus leaves and betel leaves including saheeh urf because it does not contain an element of polytheism. The procession of scattering beras kuning and coins includes as the fasid urf because it is over-attitude. Determination of nominal cash in the submission is considered as urf saheeh if it agrees with the willingness of men, and adjusts their abilities. Conversely, it becomes fasid urf if determined by the prospective bride's family and does not adjust the ability of the prospective bridegroom.

‘Urf telah muncul sejak ditengah-tengah masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam datang, termasuk di dalamnya tradisi nembot penganu. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi nembot penganu dalam perkawinan adat Suku Paser dan menganalisis tradisi nembot penganu dalam perspektif ‘urf. Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa tradisi nembot penganu merupakan pemberian benda dan uang  kepada calon mempelai perempuan sebelum akad. Prosesi dari tradisi tersebut terbagi dalam ‘urf shahih dan ‘urf fasid. Penyerahan benda-benda simbolis seperti beras kuning, daun pandan, dan sirih termasuk ‘urf shahih karena tidak mengandung unsur kemusyrikan. Prosesi penghamburan beras kuning dan uang logam termasuk ‘urf fasid karena bersifat sikap berlebih-lebihan. Penentuan nominal uang seserahan menjadi ‘urf shahih jika atas kerelaan pihak laki-laki, dan menyesuaikan kemampuanya. Sebaliknya, hal tersebut menjadi ‘urf fasid apabila ditentukan oleh keluarga calon mempelai perempuan dan tidak menyesuaikan kemampuan calon mempelai laki-laki.

References


Aini, Noryamin. “Tradisi Mahar Di Ranah Lokalitas Umat Islam: Mahar Dan Struktur Sosial Di Masyarakat Muslim Indonesia.” AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah 17, no. 1 (29 Juli 2014). https://doi.org/10.15408/ajis.v17i1.1239.

Anggraeny, Baiq Desy. “Keabsahan perkawinan hukum adat lombok (merarik) ditinjau dari perspektif undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan hukum islam (studi di kabupaten lombok tengah).” Journal de Jure 9, no. 1 (1 Maret 2018). https://doi.org/10.18860/j-fsh.v9i1.4375.

Aziz, Safrudin. “Tradisi pernikahan adat jawa keraton membentuk keluarga sakinah.” Ibda’: Jurnal Kebudayaan Islam 15, no. 1 (2017).

Azzam, Abdul Aziz. Al-qawaid Al-fiqhiyah. Kairo: Dar al-Hadits, 2006.

Djalil, A. Basiq. Ilmu ushul fiqh 1 dan 2. Jakarta: Kencana, 2010.

Esten, Mural. Tradisi dan modernitas dalam sandiwara. Jakarta: Intermasa, 1992.

Fuad, Mahir. “Akhtha’ ’Aqaidiyah fi Al-Amtsal Wa At-Tarakib Wa Al-Adat Sya’biyah Al-Faleshtiniyah.” Magister, Islamic University Gaza, 2004.

Hidayat, Syarif. “Konsep Keluarga Sakinah Dalam Tradisi Begalan.” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 7, no. 1 (2016): 85–96.

Husaen, Walid bin Ali. Majalat I’mal ’Urf. Arab Saudi: Qassim University, 2017.

Ibrahim, Wawancara, (Suatang Keteban 16 April 2018)

Ibnu Mansyah, Wawancara (Suatang Keteban 23 April 2018)

Luthfiyah. “Relasi budaya dan agama dalam pernikahan.” JURNAL HUKUM ISLAM 12, no. 1 (2014). https://doi.org/10.28918/jhi.v12i1.524.

Pattiroy, Ahmad, dan Idrus Salam. “Tradisi doi’ menre’ dalam pernikahan adat bugis di jambi.” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 1 (2008): 89–116.

Sujanto. Ilmu sosial dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Syarifuddin, Amir. Ushul fiqh 2. Jakarta: Kencana, 2014.

Tihami, dan Sohari. Fikih Munakahat. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Tirmizi, Abu Isa at-. Al-Jami’ As-shahih at-Tirmidzi. Vol. 8. Kairo: Musthafa Al-Halabi, 1292.

‘Uwaidah, Kamil Muhammad. Fiqih Wanita. Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2008.

Wasid. Menafsirkan tradisi dan modernitas; ide-ide pembaharuan islam. Surabaya: Pustaka Idea, 2011.

Zuhaili, Wahbah al-. Ushul al-fiqh al-islami. Damaskus: Dar al-Fikr, 1986.




DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v10i1.6606

Copyright (c) 2018 Taufiqurrahman Taufiqurrahman

Published By:

Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Gajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia

 


De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International