Pro Kontra ‘Aul Dalam Kewarisan Islam: Studi Komparatif Antara Pandangan Sunni dan Syiah

Syabbul Bachri

Abstract


Kewarisan mendapat perhatian yang besar dalam Islam karena adanya ayat-ayat dalam al-Quran yang secara terperinci menjelaskan konsep dasar kewarisan. Meskipun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang kemudian muncul dan tidak ditemukan cara penyelesaiannya dalam al-Quran dan Hadits. Oleh karena itu, ulama mengambil jalan ijtihad untuk memecahkan masalah tersebut. Diantara permasalahan tersebut adalah masalah kelebihan bagian waris atau kekurangan harta waris untuk dibagikan kepada ahliwaris sesuai dengan fard. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana ulama’ Sunni dan Syiah menyelesaikan permasalahan tersebut serta menjelaskan apa yang melatarbelakangi pandangan dari keduanya. Studi ini merupakan kajian normatif komparatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer diambil dari buku-buku referensi Sunni dan Syiah. Sedangkan data sekunder berasal dari artikel-artikel jurnal dan buku-buku terkait dengan topik pembahasan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Sunni menyelesaikan kasus kekurangan harta dengan cara‘aul dengan mengurangi porsi bagian ahliwaris secara merata. Sedangkan Syiah menentang konsep tersebut dengan alasan kemustahilan bagi Allah untuk menentukan bagian fard ahliwaris untuk harta yang tidak mencukupi bagian fard tersebut.

Inheritance receives great attention in Islam due to the existence of verses in the Koran which explains in detail the basic concept of it. Nevertheless, there are several problems which arise and aren't found ways to resolve them in the Koran and Hadith. Therefore, scholars took independent reasons (ijtihad) to solve the problems. Among these problems is the problem of excess portion of inheritance or lack of inheritance to be distributed to the heirs according to fard (Koranic portion). The purpose of this study is to explain how Sunni and Shi'a scholars solve the problem and explain what lies behind the views of both. This study is a comparative normative one with a qualitative approach. Primary data is taken from Sunnite and Shiite books. While secondary data comes from journal articles and books related to the topic of discussion. The results of the study showed that Sunniite resolved cases of property shortages by means of ‘aul that is by reducing the portion of the heirs equally. Whereas the Shiites opposed the concept with the excuse of the impossibility for Allah to determine fard to the heirs for assets that did not cover the portions.


References


Âbî, Al-Fâdhil al-. Kasyf Al Rumûz. 1st ed. Juz 2. Muassasah al-Nâsyir al-Islâmî, 1410.

Al-Fikri, Albert. “Diskursus Hukum Kewarisan ‘An-Tarâdhin: Menjembatani Dialektika Kewarisan Maternalistik Dan Paternalistik Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.” AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman 5, no. 1 (September 23, 2018): 21–45.

Al-Zuhaylî, Wahbah bin Mushtofa. Al-Fiqh al-Islamî Wa Adillatuh. Juz 10. Damascus: Dâr al Fikr, n.d.

Cheema, Shahbaz Ahmad. “Shia and Sunni Laws of Inheritance: A Comparative Analysis.” SSRN Scholarly Paper. Rochester, NY: Social Science Research Network, December 31, 2012. https://papers.ssrn.com/abstract=2388741.

Fadhlullah, Sayyid Muhammad Husain. Fiqh Al Mawarîs Wa Al Farâid. 1st ed. Juz 1. Libanon: Dâr al Malâk, 2000.

Fitriyati, Yusida. “Kedudukkan Ashabah Dalam Kasus ‘Aul Menurut Ibnu Abbas.” Nurani: Jurnal Kajian Syari’ah dan Masyarakat 14, no. 2 (2014): 1–12.

Fyzee, Asaf A. A. Outlines Of Muhammadan Law Ed. 3rd, 1948. http://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.461646.

Grady, Standish Grove. A Manual of the Mahommedan Law of Inheritance and Contract, Comprising the Doctrines of the Soonee and Sheea Schools, and Based Upon the Text of Sir W. H. Macnaghten’s Principles and Precedents, Together with the Decisions of the Privy Council and High Courts of the Presidencies in India. W. H. Allen, 1869.

Ibn Hazm, Abi Muhammad Ali Ibn Ahmad Ibn Sa’id. Al Muhalla bi al Atsâr. Juz 8. Beirut: Dâr al Fikr, n.d.

Ibn Majah, Muhammad ibn Yazeed, زئي، ابو طاهر زبير علي, Nasiruddin Khattab, Huda Khattab, and ابو خليل. English Translation of Sunan Ibn Mâjah. Riyadh: Darussalam, 2007.

Jamal, Ridwan. “Kewarisan Bilateral Antara Ahli Waris Yang Berbeda Agama Dalam Hukum Perdata Dan Kompilasi Hukum Islam.” Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah 14, no. 1 (September 13, 2016). https://doi.org/10.30984/as.v14i1.312.

Muftī, Muḥammad Khayrī al-. ʻIlm al-farāʼiḍ wa-al-mawārith: fī al-sharīʻah al-Islāmīyah wa-al-qānūn al-Sūrī, maʻa amthilah wa-masāʼil ʻamaliyah. Damascus, 1978.

Mukhlishin, A., Nur Alfi Khotamin, Ari Rohmawati, and Ariyanto Ariyanto. “Studi Hukum Islam Terhadap Kewarisan Masyarakat Adat Semendo Kabupaten Lampung Barat Di Era Kontemporer.” ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 18, no. 1 (July 31, 2017): 84–103. https://doi.org/10.18860/ua.v18i1.4125.

Murtaḍâ, al-Sharîf al-. Al-Intiṣâr. Muassasah al-Nâsyir al-Islâmî, 1415. http://ar.lib.eshia.ir/15039/1/2.

Nawawî, Abū Zakariyâ Muhyiddin Yahya bin Syarf al-. Al-Majmū’ Syarh Al-Muhadzab. Juz 16. Dâr al Fikr, n.d.

Rahman, Fatchur. Ilmu Waris. Bandung: Al Maarif, 1981.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Al Sunnah. Juz 3. Libanon: Dâr al Kitâb al ‘Arabî, 1977.

Supriyadi, Supriyadi. “Pilihan Hukum Kewarisan Dalam Masyarakat Pluralistik (Studi Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Perdata).” AL-’ADALAH 12, no. 1 (2015): 553–68. https://doi.org/10.24042/adalah.v12i1.235.

Syarifuddin, Amir. Hukum Kewarisan Islam. 1st ed. Jakarta Timur: Prenada Media, 2004.




DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v10i2.6707

Copyright (c) 2018 Syabbul Bachri

Published By:

Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Gajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia

 


De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International