Islam dan Pendidikan Karakter
Abstract
Seringkali terdengar protes atau setidaknya rasa kesal dari kalangan masyarakat, bahwa mengapa orang yang sehari-hari menunaikan ibadah shalat, zakat, puasa, dan bahkan pernah menunaikan ibadah haji, tetapi perilakunya belum menggambarkan makna dari kegiatan ritual tersebut. Lantas disimpulkan bahwa, ibadah ritual tidak selalu memberi dampak pada perilaku terpuji sehari-hari. Selain itu, seringkali terdengar ungkapan pula bahwa pada setiap tahun jama’ah haji meningkat, akan tetapi kasus-kasus korupsi tidak pernah surut. Bahkan, banyak pejabat yang berhaji dan umrah berkali-kali, tetapi perilaku korupnya tidak bisa berhenti.
Gambaran sebagaimana dikemukakan itu menunjukkan bahwa seolah-olah antara kegiatan ritual terpisah dari kegiatan lain sehari-hari yang lebih luas. Pertanyaannya adalah, adakah yang salah dari pemahaman Islam selama ini. Sudah banyak orang mengenalnya, bahwa Islam selalu mengajarkan tentang kejujuran, amal shaleh, menghargai sesama, disiplin waktu dan juga harus benar dalam mendapatkan rizki. Seorang Islam tidak diperkenankan mengambil harta milik orang lain tanpa hak. Untuk mendapatkan harta, seorang muslim harus selektif, yaitu yang halal lagi baik dan membawa berkah.
Gambaran sebagaimana dikemukakan itu menunjukkan bahwa seolah-olah antara kegiatan ritual terpisah dari kegiatan lain sehari-hari yang lebih luas. Pertanyaannya adalah, adakah yang salah dari pemahaman Islam selama ini. Sudah banyak orang mengenalnya, bahwa Islam selalu mengajarkan tentang kejujuran, amal shaleh, menghargai sesama, disiplin waktu dan juga harus benar dalam mendapatkan rizki. Seorang Islam tidak diperkenankan mengambil harta milik orang lain tanpa hak. Untuk mendapatkan harta, seorang muslim harus selektif, yaitu yang halal lagi baik dan membawa berkah.
Keywords
Islam; Pendidikan; Karakter