Menumbuhkan Rasa Prihatin Bersama-sama
Abstract
Dalam suatu kesempatan, saya diundang oleh beberapa teman untuk diajak berdiskusi. Undangan itu semula disampaikan lewat tilpun, namun kemudian disusuli dengan surat. Saya diberi tahu bahwa diskusi akan dilakukan secara terbatas, dan dikuti oleh beberapa elemen, baik dari politisi, agamawan, pimpinan daerah, pendidik, LSM dan lain-lain. Jumlah yang diundang direncanakan tidak lebih dari 15 orang.
Dalam undangan tersebut dicantumkan bahwa diskusi Ahad malam tanggal 2 Oktober 2011 tersebut akan berlangsung sekitar dua jam saja, yaitu dari jam 19.30 hingga jam 21.30. Sebenarnya, ketika itu saya dalam keadaan sangat lelah, karena pada hari itu seharian melakukan perjalanan pulang pergi ke Jember, memenuhi undangan untuk ceramah di salah satu pesantren di kota itu. Namun karena diskusi tersebut saya anggap penting, maka saya memaksakan diri untuk hadir, dan ternyata tidak saja dua jam, tetapi diskusi tersebut selesai hingga hampir jam 24.00 malam.
Dalam undangan tersebut dicantumkan bahwa diskusi Ahad malam tanggal 2 Oktober 2011 tersebut akan berlangsung sekitar dua jam saja, yaitu dari jam 19.30 hingga jam 21.30. Sebenarnya, ketika itu saya dalam keadaan sangat lelah, karena pada hari itu seharian melakukan perjalanan pulang pergi ke Jember, memenuhi undangan untuk ceramah di salah satu pesantren di kota itu. Namun karena diskusi tersebut saya anggap penting, maka saya memaksakan diri untuk hadir, dan ternyata tidak saja dua jam, tetapi diskusi tersebut selesai hingga hampir jam 24.00 malam.
Keywords
Rasa; Prihatin; Bersama; sama