Barang Bekas Dan Intrepeneurship Birokrasi

Rector - -

Abstract


UIN Malang saat ini sudah tampak lumayan rapi. Dulu keadaan kampus beridentitas Islam ini sangat sederhana. Sementara orang menyebutnya sekedar sebagai tempat mengaji. Memang pada awal saya
memimpin kampus ini, fasilitas yang tersedia sangat terbatas dan serba sederhana keadaannya. Dana untuk mencukupi kebutuhan itu, tidak tersedia. Oleh karena itu, sebagai pimpinan saya berusaha
mencari cara apa saja yang memungkinkan saya lakukan. Salah satu alternatif yang saya tempuh ketika itu, membeli barang bekas. Orang mungkin tidak percata jika diberi tahu bahwa, sarana pendidikan di kampus ini, dulu tidak selalu didapat dengan cara membeli barang baru. Karena tidak tersedia dana yang cukup, maka barang bekas pun dibeli. Saya tidak peduli, apa saja yang masih bisa dimanfaatkan saya beli, asalkan masih layak pakai. Alasan saya praktis, yaitu agar dapat diperoleh barang yang murah, dana mencukupi, dan kebutuhan terpenuhi. Dana untuk membeli itu pun tidak sedikit yang saya peroleh dari urunan teman-teman dan sumbangan dari orang yang menaruh simpatik. Saya memulai memimpin kampus ini awal 1998, ketika Reformasi mulai bergulir, pemerintah tidak memiliki uang. 

Keywords


kepemimpinan; manajemen; barang bekas; Intrepeneurship; Birokrasi

Full Text:

PDF PS