Haji dan Persatuan Umat Islam

Rector - -

Abstract


Jika kita ingin menyaksikan betapa indahnya sebuah persatuan ummat, maka cara yang paling mudah adalah melihat pelaksanaan haji, baik di Masjidil Haram, Arofah dan di Mina. Di luar itu rasanya sulit sekali. Sekalipun perbedaan itu menurut Islam dianggap wajar, merupakan sunatullah, dan bahkan juga membawa rahmat, tetapi selalu saja perbedaan-perbedaan itu, setidak-tidaknya membawa konsekuensi
psikologis yang tidak mengenakkan. Sebagai contoh kecil, menjelang hari raya haji, ada sebagian masyarakat yang menjalankan puasa dua hari, yaitu hari tarwiyah dan arofah dan sebagian lain lagi hanya menjalankan puasa sunnah sehari, yaitu hari Arofah. Tetapi pada kenyataannya, di masyarakat tidak jarang melahirkan suasana yang tidak mengenakkan. Seolah-olah yang berpuasa dua hari dianggap salah, begitu juga sebaliknya mereka yang berpuasa hanya sehari. 

Keywords


Haji; Persatuan; Umat; Islam

Full Text:

PDF PS