Keragaman Masyarakat Dalam Beragama

Rector - -

Abstract


Menyebut pluralisme dalam beragama ternyata tidak saja dapat dimaknai adanya bermacam-macam penganut agama di tengah masyarakat, tetapi juga adanya berbagai tingkat keberagamaan di masing-masing pemeluk agama yang sifatnya kontinum. Ketika orang disebut sebagai penganut Islam, maka bukan berarti bahwa semua muslim pengetahuan dan ketaatannya terhadap kitab suci al -Qur’an sama.
Di tengah-tengah masyarakat muslim, terdapat istilah Islam taat dan Islam kurang taat. Ada sebutan santri untuk menunjuk pada seorang muslim taat, dan ada pula sebutan abangan untuk menggambarkan sebagai muslim yang kurang taat dalam beragama. Begitu pula, jika seseorang disebut sebagai pemeluk agama Kristen, Hindu, Budha, Katholik dan lain-lain sudah menunjukkan masingmasing kesamaan, ternyata tidak. Ada istilah penganut Kristen taat dan kurang taat. Ada penganut Katholik yang setiap minggu datang ke gereja dan ada pula yang hanya sebulan sekali ke gereja dan bahkan setahun sekali. Ada pemeluk agama Hindu yang sangat rajin ke pura, tetapi ada pula mungkin, yang sudah melupakan puranya. Rupanya ada kesamaan dalam intensitas keberagaam pada setiap pemeluk agama. 

Keywords


Keragaman; Masyarakat; Beragama

Full Text:

PDF PS