Memperbincangkan Pengangguran Sarjana
Abstract
Semakin besarnya jumlah pengangguran para sarjana, seringkali yang tersalahkan adalah perguruan tinggi pencetak sarjana itu. Padahal perguruan tinggi, selalu saja begitu bangganya tatkala berhasil mewisuda mereka. Para pimpinan perguruan tinggi merasa telah berhasil menunaikan tugasnya, manakala telah mampu menyelenggarakan perkuliahan, menyediakan laboratorium, perpustakaan dan dosen yang mengajar tepat waktu. Memang akhir-akhir ini perguruan tinggi dijalankan seperti birokrasi, semua diatur seperti mesin. Perumpamaan itu rasanya memang tepat, sebab pada kenyataannya jalannya proses belajar mengajar diatur sedemikian rupa. Setiap mahasiswa untuk meraih gelar sarjana harus mengambil sejumlah mata kuliah yang ditakar dalam ukuran sks. Setiap sks terdiri atas kegiatan tatap muka dengan dosen 40 menit, kegiatan terstruktur 40 menit dan kerja mandiri 40 menit. Jika seseorang pada satu semester mengambil 24 sks, artinya mahasiswa itu harus belajar pada setiap minggunya 24 x 120 menit (2 jam) = 48 jam. Dengan perhitungan ini, maka jika mahasiswa harus bekerja 6 hari, setiap hari harus belajar 8 jam.
Keywords
Pengangguran; Sarjana