Orang Bijak, Tidak Sebatas Mendasarkan Pada Ilmunya
Abstract
Orang seringkali terlalu fanatik pada ilmunya. Ia mengira, ilmu dapat digunakan menyelesaikan semua persoalan. Ia berdalih karena ilmu diperoleh dengan cara obyektif, rasional, terbuka dan didasarkan pada hasil observasi. Pandangan yang bukan diperoleh dengan cara itu dianggap sepele dan karena itu harus ditolak. Benarkah pandangan itu ?
Jika kita menengok al Qur’an, ternyata di atas ilmu masih ada lagi yang lebih tinggi, yaitu hikmah. Jika dibahasakan secara sederhana, hikmah adalah kearifan. Disebut sebagai orang arif, jika dia bisa mengimplementasikan ilmunya itu secara tepat. Kearifan tidak semua orang memilikinya. Dan ternyata, kearifan tidak dimonopoli oleh orang berpendidikan tinggi saja.
Jika kita menengok al Qur’an, ternyata di atas ilmu masih ada lagi yang lebih tinggi, yaitu hikmah. Jika dibahasakan secara sederhana, hikmah adalah kearifan. Disebut sebagai orang arif, jika dia bisa mengimplementasikan ilmunya itu secara tepat. Kearifan tidak semua orang memilikinya. Dan ternyata, kearifan tidak dimonopoli oleh orang berpendidikan tinggi saja.
Keywords
Orang; Bijak; Ilmu