Sarjana dan Orang Desa

Rector - -

Abstract


Suatu ketika saya di rumah kedatangan tamu, orang desa, yang agak kritis sekalipun mereka hanya lulusan Sekolah Dasar. Tamu tersebut pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang kayu. Kemampuannya di bidang itu didapat dari belajar sendiri, tidak melalui latihan atau kursus dalam jangka waktu tertentu, bukan. Ia bisa menjadi tukang kayu, belajar dari tetangga. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tidak dituntut kualitas tinggi, sebagaimana yang dibutuhkan orang kota yang memiliki banyak uang.
Sudah biasa, ketika kedatangan orang desa, yang masih ada hubungan famili atau tetangga, menyampaikan semacam curhat. Karena tahu bahwa saya sebagai orang perguruan tinggi, sekalipun tidak bermaksud menyindir ataupun protes, mereka merasakan kebinggungan tatkala berusaha memahami kualitas para sarjana, yang mereka sebut “dokturandus”. Ia dengan lugu mengatakan, “saya kok bingung memahami para doktorandus itu”. Ia menggugat, mengapa orang-orang yang sudah memiliki gelar “doktorandus” tampak kemampuannya tidak ada bedanya dengan lulusan sekolah menengah seperti SMU dan bahkan juga lulusan SLTP sekalipun

Keywords


Sarjana; Orang; Desa

Full Text:

PDF PS