Pemain Biola Cilik, Dukun Cilik dan Pikiran Cilik
Abstract
Beberapa hari lalu saya mendapatkan undangan resepsi pernikahan di Jakarta. Saya hadir sendirian, karena harus bagi tugas, isteri hadir ke undangan lain pada acara yang sama. Resepsi itu menurut ukuran saya cukup mewah, beberapa orang penting, seperti menteri, kyai besar dan bahkan wakil presiden pun hadir.
Dalam resepsi yang saya hadiri itu ditampilkan kesenian daerah, bernuansa cukup Islami. Memang yang punya hajat adalah seorang tokoh agama yang sangat dikenal. Satu hal dalam resepsi itu yang saya anggap menarik, bahwa dalam kesenian itu ditampilkan anak cilik yang sangat mahir memainkan biola. Mmenurut penjelasan sang pembawa acara, anak itu baru berumur 8 tahun, tetapi sudah beberapa kali tampil dalam berbagai acara. Beberapa lagu dimainkan oleh anak cilik itu dan sangat mengagumkan banyak orang. Para undangan dibuat terpesona dengan kemampuan anak cilik itu dalam memainkan biola.
Dalam resepsi yang saya hadiri itu ditampilkan kesenian daerah, bernuansa cukup Islami. Memang yang punya hajat adalah seorang tokoh agama yang sangat dikenal. Satu hal dalam resepsi itu yang saya anggap menarik, bahwa dalam kesenian itu ditampilkan anak cilik yang sangat mahir memainkan biola. Mmenurut penjelasan sang pembawa acara, anak itu baru berumur 8 tahun, tetapi sudah beberapa kali tampil dalam berbagai acara. Beberapa lagu dimainkan oleh anak cilik itu dan sangat mengagumkan banyak orang. Para undangan dibuat terpesona dengan kemampuan anak cilik itu dalam memainkan biola.
Keywords
Pemain; Biola; Cilik; Dukun; Cilik; Pikiran; Cilik