Kewibawaan Ka'bah
Abstract
Tatkala memperhatikan ka’bah, yang saya tangkap adalah betapa bangunan yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail itu, mampu menyatukan umat manusia yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Orang yang berasal dari berbagai tempat yang berbeda, bersuku bangsa yang beraneka ragam, warna kulit dan kewarga-negaraan yang bermacam-macam, ternyata bisa bersatu di tempat itu untuk melakukan kegiatan yang sama.
Tidak pernah kelihatan di sana orang berebut dan merasa derajatnya lebih tinggi dari yang lain. Semua sama. Mereka juga tidak berdebat tentang aliran yang diyakini paling benar, sekalipun mereka berasal dari aliran atau madzhab yang berbeda-beda. Mereka yang mengaku diri sebagai beraliran sunni, syi’i, wahabi, dan tatkala di Indonesia yaitu NU, Muhammadiyah, Persis, Tarbiyah Islamiyah dan apa saja, semuanya bersatu. Tatkala memulai shalat, imam sudah takbiratul ikhram, maka semua segera mengikuti dari belakang.
Tidak pernah kelihatan di sana orang berebut dan merasa derajatnya lebih tinggi dari yang lain. Semua sama. Mereka juga tidak berdebat tentang aliran yang diyakini paling benar, sekalipun mereka berasal dari aliran atau madzhab yang berbeda-beda. Mereka yang mengaku diri sebagai beraliran sunni, syi’i, wahabi, dan tatkala di Indonesia yaitu NU, Muhammadiyah, Persis, Tarbiyah Islamiyah dan apa saja, semuanya bersatu. Tatkala memulai shalat, imam sudah takbiratul ikhram, maka semua segera mengikuti dari belakang.
Keywords
Kewibawaan; Ka'bah