Generasi Miskin Tauladan
Abstract
Seminggu terakhir ini, saya diundang untuk bertindak sebagai pembicara dalam diskusi di beberapa tempat. Hal yang saya rasakan agak aneh, tema diskusi itu di mana-mana sama, yaitu tentang pendidikan kharakter. Padahal kegiatan itu diselenggarakan di masing-masing kota yang berjauhan, sehingga tidak mungkin, mereka saling mengenal. Pemilihan tema diskusi tersebut, rupanya bukan saja terpengaruh oleh isu yang dilontarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional akhir-akhir ini, ------yaitu tentang pendidikan kharakter, melainkan memang didasarkan oleh rasa keprihatinan yang sama.
Mereka mengamati dan merasakan bahwa perilaku sementara anak-anak muda dipandang sudah sangat memprihatinkan. Hubungan bebas antara pria dan wanita sudah menjadi hal biasa. Selain itu, kegiatan mabuk-mabukan dianggap membanggakan. Belum lagi kasus-kasus lainnya seperti penggunaan obat telarang. Tawuran di mana-mana terjadi. Sopan santun terhadap orang tua dan guru sudah dianggap ketinggalan zaman. Dirasakan, seolah-olah telah muncul generasi baru yang memprihatinkan, yang sangat berbeda dari genarasi sebelumnya.
Mereka mengamati dan merasakan bahwa perilaku sementara anak-anak muda dipandang sudah sangat memprihatinkan. Hubungan bebas antara pria dan wanita sudah menjadi hal biasa. Selain itu, kegiatan mabuk-mabukan dianggap membanggakan. Belum lagi kasus-kasus lainnya seperti penggunaan obat telarang. Tawuran di mana-mana terjadi. Sopan santun terhadap orang tua dan guru sudah dianggap ketinggalan zaman. Dirasakan, seolah-olah telah muncul generasi baru yang memprihatinkan, yang sangat berbeda dari genarasi sebelumnya.
Keywords
Generasi; Miskin; Tauladan