Resiko Berdemokrasi
Abstract
Dua orang tamu dari desa datang ke rumah saya. Rupanya tidak ada maksud yang terlalu penting dari kedatangan mereka itu, kecuali bersilaturrahmi dan ingin mengungkapkan kekesalannya yang terjadi di desanya. Akhir-akhir ini, dirasakan oleh mereka bahwa kehidupan di desa sudah tidak seperti dulu lagi. Hubungan antar warga masyarakat sudah tidak lagi dijalin atas dasar kekeluargaan, gotong royong, saling membantu, melainkan dalam banyak hal, sudah diwarnai oleh suasana transaksional.
Apa yang digelisahkan dari pembicaraan itu, sebenarnya hanya sebagai dampak dari pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru saja lewat. Pemilihannya itu sendiri berjalan lancar, dan telah berhasil dilakukan secara demokratis. Hanya yang mereka gelisahkan adalah terjadinya politik uang. Sekedar menjadi kepala desa, para calon harus mengelurkan uang, tidak kurang dari 500 juta rupiah. Padahal, imbalan sebagai kepala desa, ------baik tunjangan dari pemerintah dan hak mengolah tanah desa, tidak seberapa luas.
Apa yang digelisahkan dari pembicaraan itu, sebenarnya hanya sebagai dampak dari pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru saja lewat. Pemilihannya itu sendiri berjalan lancar, dan telah berhasil dilakukan secara demokratis. Hanya yang mereka gelisahkan adalah terjadinya politik uang. Sekedar menjadi kepala desa, para calon harus mengelurkan uang, tidak kurang dari 500 juta rupiah. Padahal, imbalan sebagai kepala desa, ------baik tunjangan dari pemerintah dan hak mengolah tanah desa, tidak seberapa luas.
Keywords
Resiko; Berdemokrasi