Memburu Derajat Khusnul Khotimah
Abstract
Pagi-pagi setelah pulang dari masjid shalat subuh, saya mendapatkan tilpun dari teman lama, yang dulu kuliah bersama. Secara singkat mengkhabarkan bahwa pada saat ini, dia sudah pensiun. Atas informasi itu, saya menanyakan tentang umurnya. Ternyata, dia sudah berumur 60 tahun, dan karena itu sejak 4 tahun lalu sudah tidak berdinas lagi. Sebagai seorang pegawai biasa, umur 56 harus sudah pensiun.
Memang sebenarnya umur 56 tahun, asalkan sehat, siapapun masih produktif. Karena itu, sejak memasuki masa pensiun, dia diminta untuk menjadi guru di lembaga pendidikan swasta. Selain itu, menurut informasi yang saya dapatkan, dia setiap sore ngajar mengaji anak-anak di mushalla yang tidak jauh dari rumahnya. Selanjutnya, dia mengaku bahwa, tatkala sudah berumur ini yang dipentingkan adalah agar khusnul khotimah.
Memang sebenarnya umur 56 tahun, asalkan sehat, siapapun masih produktif. Karena itu, sejak memasuki masa pensiun, dia diminta untuk menjadi guru di lembaga pendidikan swasta. Selain itu, menurut informasi yang saya dapatkan, dia setiap sore ngajar mengaji anak-anak di mushalla yang tidak jauh dari rumahnya. Selanjutnya, dia mengaku bahwa, tatkala sudah berumur ini yang dipentingkan adalah agar khusnul khotimah.
Keywords
Memburu; Derajat; Khusnul; Khotimah