Revitalizing Divorce Ethical Values in Verstek Decisions in Religious Courts/Revitalisasi Nilai Etika Perceraian dalam Putusan Verstek Di Pengadilan Agama
Abstract
Abstract
Divorce is still a social problem in Indonesia. Divorce must be done in court. Ironically, most divorce cases are decided verstek because the defendants are not present in court. One of the courts that deal with divorce cases is the Malang Religious Court. This article is doctrinal legal research with a conceptual approach and a case approach. The primary data source is the divorce decision in the Malang religious court. The results of this study indicate that the verstek decision in the religious court should not be a gap for husbands to escape responsibility for their wives and children after divorce. The panel of judges also needs to use ethical values in divorce such as the principles of ma'rf, islâh, ihsân and afw in giving verstek decisions. It is necessary to revitalize the ethical values of divorce in the Verstek decision in the Religious Courts
Keywords: divorce; religious court; verstek.
Abstrak
Perceraian masih menjadi problem sosial masyarakat di Indonesia. Perceraian harus dilakukan di pengadilan. Ironisnya, sebagian besar perkara perceraian di putus secara verstek karena pihak tergugat tidak hadir di pengadilan. Salah satu pengadilan yang banyak menangani perkara perceraian adalah Pengadilan agama Malang. Artikel ini merupakan penelitian hukum doktrinal dengan pendekatan konseptual dan pendekatan kasus. Sumber data primer adalah putusan perceraian di pengadilan agama Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa putusan verstek di pengadilan agama tidak boleh menjadi celah bagi suami untuk lepas tanggung jawab terhadap istri dan anak-anak pasca perceraian. Majelis hakim juga perlu menggunakan nilai-nilai etis dalam perceraian seperti prinsip ma’rûf, islâh, ihsân dan afw dalam memberikan putusan verstek. Sehingga perlu dilakukan revitalisasi nilai-nilai etika perceraian dalam putusan verstek di Pengadilan Agama
Kata Kunci: perceraian; pengadilan agama; verstek
Full Text:
pdf (Bahasa Indonesia)References
Al Sharmani, Mulki. “Marriage in Islamic Interpretive Tradition: Revisiting The Legal and Ethical”, Journal of Islamic Ethics, Vol. 1 (2017): 88
Asfahâny, al-Râghib. Mu’jam Mufradâd Alfâdz al-Qur’an. Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Asse Ambo. Putusan Verstek Mendominasi Putusan Perceraian Pengadilan Agama (Analisis Khusus pada Perkara Perceraian) . https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/16848-putusan-verstek-mendominasi-putusan-perceraian-pengadilan-agama--oleh-drs-h-ambo-asse-sh-mh-268.html.
al-Bukhâri. Shahîh al-Bukhâri. Beirut: Dâr Thauq al-Najâh, 1422 H.
Daud, Abu. Shahîh Sunan Abi Dâud (Riyâdh: Maktabah Malik Fahd, 2000), 393
El-Fadl, Khaled Abou. “Qur’anic Ethics and Islamic Law”, Journal of Islamic Ethics, Vol 1 (2017): 18
Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Hazm, Ibn, al-Muhalla, juz xi. Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâst al-‘Araby, 2001.
Izutsu, Toshihiko. Etika Beragama dalam Qur’an. Jakarta:Pustaka Firdaus, 1993.
al-Jauziyyah, Ibn al-Qayyim. al-Turuq al-Hukmiyyah fi al-Siyâsah al-Syar’iyyah. Jeddah, al-Maktabah al-Madaniyyah, tt.
al-Kalâbâdzy, al-Ta’arruf li ahl al-Tashawwuf. Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, tt
Khairullah dkk “Tindak Pidana Penelantaran dalam Rumah Tangga di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Kualasimpang” Jurnal Samudra Keadilan. Vol. 12 Nomor 1, Januari-Juni 2017. 156
al-Khallâf, Abd Wahhâb. ‘Ilm Ushûl al-Fiqh. Kairo: Maktabah al-Da’wah, 1997.
Martha, Aroma Elmina. Perempuan dan Kekerasan dalam Rumah Tangga di Indonesia dan Malaysia. Jogyakarta: UII Press, 2012.
al-Mâwardi, al-Ahkâm al-Sultâniyyah. Kairo: Dâr al-Hadîst, 2006.
Puspa, Yan Pramadya. Kamus Hukum. Semarang: CV Aneka Ilmu, 2008.
al-Qâsimy, Muhammad Jamâl al-Dîn Mahâsin al-Ta’wîl, Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâst al-‘Araby, tt.
R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya. Bogor: Politeia, 1982.
Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 1996.
al-Ramly, Syihâb al-Dîn Nihâyat al-Muhtâj Syarh al-Minhâj, juz VII. Beirut: Dar al-Fikr, 1985.
Sâbiq, Sayyid. Fiqh Sunnah, juz II. Beirut: Dar al-Kitâb al-Araby, 1977.
al-Suyûthi, Jalâl al-Dîn. Ashbâh wa al-Nadzâir. Kairo: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990.
Syahrûr, Muhammad. Nahw Usûl al-Jadîdah li al-Fiqh al-Islâmy. Damaskus, al-Ahâly li al-Tibâ’ah, 2000.
Zahrah, Muhammad Abu. Târîkh al-Madzâhib al-Islâmiyyah fî al-Siyâsah wa al-‘Aqâid wa Târîkh al-Madzâhib al-Fiqhiyyah. Beirut: Dâr al-Fikr al-‘Araby, 1989.
--------, Zahrat al-Tafâsîr, Kairo: Dâr al-Fikr al-‘Araby, tt.
al-Zuhaily, Wahbab al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuh, juz ix. Damaskus: Dâr al-Fikr al-Mu’âsir, 2006.
DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v13i1.12191
Copyright (c) 2021 Ahmad Izzuddin, Ahmad Rofiq, Abu Hapsin
Published By:
Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim MalangGajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia
De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International