ISTINBÂTH AHKÂM SIYÂSAH PADA KISAH BILQIS DALAM AL-QUR’AN
Abstract
In the Qur’an there are so many verses that clearly describe the ahkâm siyâsah, especially the law of war. in fact, according to experts of Qur’anic study, the verse that laden a law of war is one indication of Madâniyah verse. We can take example of ahkâm siyâsah verses in the Quran such as the first license of war (22:39) verse, the use of arms (8:60) verse, tactical deployment of troops (4:71), and determination the ally of war (60:1)verse. however, the very debatable issue in Qur’an is about jurisprudence that describe the way to assess istinbâth ahkâm siyâsah which will be discussed in this paper as it will refer to the story of bilqis.
Tedapat beberapa ayat-ayat Qur’an yang menggambarkan dengan jelas tentang ahkâm siyâsah terutama hukum perang. Pada dasarnya, menurut para ahli dibidang kajian ilmu Qur’an, ayat yang menyatakan hukum perang adalah salah satu indikasi dari ayat madaniyah. kita dapat mengambil contoh dari ahkâm siyâsah dalam Qur’an sebagaimana kebolehan berperang pertama kali (22:39), penggunaan pasukan perang (8:60), taktik perang (4:71) dan penentuan dilaksanakannya perang (60:1). Akan tetapi, persoalan yang paling diperdebatkan adalah tentang yurisprudensi yang menjelaskan cara istinbâth ahkâm siyâsah yang akan didiskusikan dalam tulisan ini yang merujuk pada kisah Ratu Bilqis.
Keywords
DOI: https://doi.org/10.18860/j-fsh.v3i2.2143
Copyright (c) 2011 Abdurrahman Abdurrahman
Published By:
Shariah Faculty Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim MalangGajayana Street 50 Malang, East Java, Indonesia
De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International