Kepercayaan kepada Kekuatan Gaib dalam Mantra Masyarakat Muslim Banten

Ayatullah Humaeni

Abstract


This article discusses various forms, functions, and meanings of mantra (magical formula) of Bantenese. How Bantenese understands mantra, what kinds of mantra used, and how Bantenese make use of various kinds of mantra in their life become three main focuses. It is the result of a field research using ethnographic method with the descriptive qualitative design based on anthropological perspective. To analyze the data, structural-functional approach is employed. Library research, participant-observation, and in depth interview are used to collect the data. The mantra tradition in Banten is a part of verbal folklore. Mantra is a tribal sacred prayer containing supernatural powers. The Bantenese mantra is a cultural product of the syncretic elements between local belief and religious traditions. For Bantenese, mantra is one of  oral tradition treasures integrated to other cultural treasures. Its existence is still needed by Bantenese up to the present. In certain cases, the tradition of Bantenese mantra is an alternative of the traditional social institution when the formal institution is no longer able to accommodate their interests and practical needs. The use mantra for various purposes becomes a portrait of the pragmatical life style of Bantenese who still believe in magical powers.

 

Artikel ini mengkaji berbagai bentuk, fungsi dan makna mantra pada masyarakat Banten. Bagaimana masyarakat Banten memaknai mantra, jenis mantra apa saja yang digunakan oleh masyarakat Banten, dan bagaimana masyarakat Banten memanfaatkan mantra dalam kehidupan mereka menjadi tiga fokus utama dalam artikel ini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan menggunakan metode ethnografi yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropologis. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan pendekatan fungsional-struktural. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kajian pustaka, observasi, dan wawancara mendalam. Tradisi mantra di Banten merupakan bagian dari tradisi lisan. Mantra merupakan do’a sakral kesukuan yang mengandung kekuatan gaib. Mantra Banten ini merupakan produk budaya yang bersifat sinkretik antara kepercayaan lokal dan tradisi agama. Bagi orang Banten, mantra merupakan salah satu khazanah tradisi lisan yang integral dengan khazanah budaya lainnya. Eksistensinya masih dibutuhkan oleh masyarakat Banten sampai saat ini. Dalam batas tertentu, tradisi mantra Banten merupakan alternatif pranata sosial tradisional ketika pranata formal tidak mampu lagi mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan praktis mereka. Pemanfaatan mantra untuk beragam tujuan ini menjadi potret pola kehidupan pragmatis masyarakat Banten yang masih mempercayai kekuatan magis.


Keywords


magic; mystics; socio religious

Full Text:

PDF

References


Bowen, John R. 1993. Muslims through Discourse. Religion and Ritual in Gayo Society. Princeton, New Jersey: Princeton University Press.

Bruinessen, Martin van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi- Tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.

Daud, Haron. 2004. Ulit Mayang: Kumpulan Mantera Melayu (1st ed.). Selangor: Dawama Sdn.Bhd.

Frazer, J.G. 1993. The Golden Bough: A Study in Magic and Religion. London: Macmillan

Geertz, Clifford. 1970. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books.

Hartarta, Arif. 2010. Mantra Pengasihan. Rahasia Asamara dalam Klenik Jawa. Bantul: Kreasi Wacana.

Hidayat, Asep Y. et al. 2007. Tinjauan Fungsional Mantra Sunda di Daerah Cisurupan Garut. Laporan Akhir Penelitian Dasar. Universitas Padjajaran Bandung.

Hooykaas, C. 1952. Penjedar Sastra. Terj. Ramoel Amar gelar Datuk Besar. Jakarta: J.B. Wolters

Hutton, Webster. 1984. Magic: a Sociological Study. London: Oxford University Press.

Kaplan, David & Robert A. Manner. 2002. Teori Budaya, Terj. Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Malinowski, Bronislaw. 1955. Magic, Science and Religion and Other Essays with an Introduction. New York: Doubleday Anchor Book.

Mauss, Marcel. 2001. A General Theory of Magic. London: Routledge Classics.

O’Keefe, Daniel L. 1982. Stolen Lightning: the Social Theory of Magic. New York: Continuum.

Pradipta, Budya. 2003. Hakikat dan Manfaat Mantra. Jakarta: Perpustakaan Nasional

Saputra, Heru S.P. 2007. Memuja Mantera, Sabuk Mangir dan Jaran Goyang Masyarakat Suku Using Banyuwangi. Yogyakarta: LKIS.

Sianipar, T. et al. 1985. Dukun, Mantera, dan Kepercayaan Masyarakat. Jakarta: Pustakarya. Grafikatama.

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (ed.2) Jakarta: Balai Pustaka,

Widodo, Wahyu. “Kearifan Lokal dalam Mantra Jawa”, Proceeding the 4 th International Conference on Indonesian Studies: “Unity, Diversity, and Future”, 965

Yale, Robert A. 2003.Explaining Mantras. New York & London: Routledge




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v16i1.2769

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang