Wajah Kemiskinan
Abstract
Selain kegembiraan, pada setiap datang bulan puasa, -------terutama pada beberapa tahun terakhir ini, juga menampakkan kesedihan. Memasuki bulan mulia itu, sementara orang menjadi gembira oleh karena, mereka berkesempatan mendapatkan bulan yang penuh rakhmat dan ampunan. Tetapi juga muncul rasa sedih tatkala melihat, ternyata masih banyak orang yang menderita karena keterbatasan dan kemiskinan. Pada bulan ramadhan ini, ketika ada sementara orang membagikan zakat, maka tampak orang miskin yang sebenarnya, dan jumlahnya sedemikian banyak.
Kaya dan miskin di dunia itu selalu ada, dan hal itu adalah wajar. Akan tetapi, jika jumlahnya sedemikian banyak, apalagi terjadi di alam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian maju seperti sekarang ini, maka terasa aneh, sehingga ada sesuatu yang perlu dibenahi. Kemiskinan menjadi wajar, manakala berada pada wilayah yang serba terbatas sumber alamnya. Akan tetapi hal itu menjadi sesuatu yang perlu dipertanyakan, manakala terjadi di masyarakat yang kaya sumber-sumber alam yang melimpah.
Kaya dan miskin di dunia itu selalu ada, dan hal itu adalah wajar. Akan tetapi, jika jumlahnya sedemikian banyak, apalagi terjadi di alam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian maju seperti sekarang ini, maka terasa aneh, sehingga ada sesuatu yang perlu dibenahi. Kemiskinan menjadi wajar, manakala berada pada wilayah yang serba terbatas sumber alamnya. Akan tetapi hal itu menjadi sesuatu yang perlu dipertanyakan, manakala terjadi di masyarakat yang kaya sumber-sumber alam yang melimpah.
Keywords
Wajah; Kemiskinan