Bahasa Arab Dan Kajian Islam Di Perguruan Tinggi
Abstract
Tingkat pemahaman Islam bagi seseorang di kalangan masyarakat pada tertentu seringkali diukur dengan ukuran yang sederhana, yaitu sejauh mana mereka menguasai Bahasa Arab. Jika seseorang
diketahui mampu berbahasa Arab, apalagi bisa membaca kitab kuning, maka orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan Islam secara baik. Bahkan ukuran itu kadang kala lebih sederhana lagi, yaitu
diukur dari fasikh tidaknya seseorang tatkala mengucapkan salam. Jika di suatu wilayah kebetulan kedatangan pejabat baru ----Lurah, Camat atau Bupati, atau lainnya, ketika berpidato, mereka bisa mengucapkan salam dengan fasikh, maka umat Islam akan menyambut gembira, karena pejabat itu dianggap mengerti agama, dan begitu pula sebaliknya. Bahasa Arab dan tingkat pengetahuan Islam dianggap identik. Orang yang dikenali mahir Bahasa Arab dianggap paham Islam. Dan begitu pula seterusnya, seseorang baru disebut paham Islam jika yang bersangkutan bisa berbahasa Arab. Sehingga, orang yang tidak bisa berbahasa Arab, oleh orang awam dianggap tidak mengerti Islam. Pandangan itu
sesungguhnya ti dak terl al u sal ah, karena sumber ajaran Isl am (!l Qur’an dan Had its) berbahasa Arab, sehingga pintu memahami Islam melalui bahasa Arab.
diketahui mampu berbahasa Arab, apalagi bisa membaca kitab kuning, maka orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan Islam secara baik. Bahkan ukuran itu kadang kala lebih sederhana lagi, yaitu
diukur dari fasikh tidaknya seseorang tatkala mengucapkan salam. Jika di suatu wilayah kebetulan kedatangan pejabat baru ----Lurah, Camat atau Bupati, atau lainnya, ketika berpidato, mereka bisa mengucapkan salam dengan fasikh, maka umat Islam akan menyambut gembira, karena pejabat itu dianggap mengerti agama, dan begitu pula sebaliknya. Bahasa Arab dan tingkat pengetahuan Islam dianggap identik. Orang yang dikenali mahir Bahasa Arab dianggap paham Islam. Dan begitu pula seterusnya, seseorang baru disebut paham Islam jika yang bersangkutan bisa berbahasa Arab. Sehingga, orang yang tidak bisa berbahasa Arab, oleh orang awam dianggap tidak mengerti Islam. Pandangan itu
sesungguhnya ti dak terl al u sal ah, karena sumber ajaran Isl am (!l Qur’an dan Had its) berbahasa Arab, sehingga pintu memahami Islam melalui bahasa Arab.
Keywords
agama; islam; bahasa arab; kajian; perguruan tinggi