Aroma Korupsi
Abstract
Beberapa hari terakhir ini, saya merasa semakin sedih mendengar cerita, desas-desus, kelakar, bisik-bisik, terkait dengan korupsi. Desas-desus dan semacamnya itu saya sebut sebagai aroma. Kata aroma sering digunakan menyebut rasa. Misalnya sepotong kue beraroma buah durian atau blimbing, sebotol susu beraroma mangga, dan seterusnya. Benda dimaksud berbentuk kue biasa, kopi atau susu biasa, sedangkan aromanya berbeda-beda.
Sebagai sebuah aroma, maka bendanya tidak tampak. Dan sulit dilihat atau dikenali, karena sebatas aroma. Selain itu, apakah aroma itu diambil dari buah aslinya atau sebatas imitasi, tidak terlalu penting. Yang jelas, kue, kopi, atau susu itu beraroma buah tertentu. Dengan demikian, misalnya meminum susu beraroma durian, maka susu itu seolah-olah telah dicampur dengan durian, dan seterusnya.
Sebagai sebuah aroma, maka bendanya tidak tampak. Dan sulit dilihat atau dikenali, karena sebatas aroma. Selain itu, apakah aroma itu diambil dari buah aslinya atau sebatas imitasi, tidak terlalu penting. Yang jelas, kue, kopi, atau susu itu beraroma buah tertentu. Dengan demikian, misalnya meminum susu beraroma durian, maka susu itu seolah-olah telah dicampur dengan durian, dan seterusnya.
Keywords
Aroma; Korupsi