Perspektif Psikoviktimologi dalam Pendampingan Dan Perlindungan Anak Korban Kekerasan Seksual

Reni Kusumowardhani

Abstract


Sexual violence to child is a serious crime, but on the other side, the case of sexual violence to child often difficult to proved. The Supreme Court of United States have perceived that sexual violence to child is one of the most difficult crime to detected and claimed because most of the case have not eyewitness except the victim. (Pennsylvania v. Ritchie, 480 U.S. 39, 60. 1987). In many cases, witness of eyewitness is very important matter. It  become very ironic because children in one side as victim because the weakness of them, but strength of children as eyewitness is the best expectation for them to get law protection.

 

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan kejahatan serius, namun di sisi lain kasus kekerasan seksual terhadap anak kerap kali sulit dibuktikan. Mahkamah Agung AS telah mengamati bahwa kekerasan seksual terhadap anak adalah salah satu kejahatan yang paling sulit untuk dideteksi dan dituntut karena kebanyakan tidak ada saksi kecuali korban (Pennsylvania v.  Ritchie,  480  U.S.  39,  60.  1987). Dalam  banyak  kasus  kesaksian  saksi merupakan hal yang sangat penting. Ini menjadi sangat ironis karena anak di satu sisi sebagai korban karena kelemahan mereka, namun kekuatan anak sebagai saksi  merupakan harapan terbaik mereka untuk mendapatkan  perlindungan hukum.


Keywords


psikoviktimologi, perlindungan anak, kekerasan seksual

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18860/egalita.v10i2.4544

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 EGALITA







Editorial Office:
Gedung Perpustakaan Lt.1
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA)
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No. 50 Malang.
Telp. (0341) 551354, Fax. 572533
Email: egalita@uin-malang.ac.id

P-ISSN: 1907-3461

E-ISSN : 2686-066X


Egalita under a CC BY SA 4.0 International License.

Member of:


Indexed By:

       

 

 

View My Stats