Sufi Healing Commodification throughout East Java Urban Environments
Abstract
This article examines the shifting of the functions and motives of Sufi healing from the pesantren tradition, in which the main actor is the healer kiai who prioritizes community service and healing as part of the da’wah, changing to capital motives in conducting healing traditions in Islam. The research process used participatory observation method in clinical settings to examine Sufi healing practices and interview therapists and patients who use Sufi healing services, as well as comparative-historical methods in studying the ontology and epistemology of healing. The findings of this study include: first, Sufi healing contains elements of bayani, irfani, and finally bil kasbi. Yet, in practice it takes the irfani as the most common method, especially through the method of prayer, zikr, and prayer. Second, the integration built by Islamic therapists is done by combining medical method in the area of marketing share and psycho-sufism to build patient confidence. Third, this role is more than Sufi healing prioritizing the practice of religious capitalization, namely identifying medical treatment clinics in the form of Sufi healing for economic purposes.
Artikel ini mengkaji pergeseran fungsi dan motif penyembuhan sufi dari tradisi pesantren yang aktor utamanya kiai tabib yang mengutamakan pengabdian kepada kesehatan dan penyembuhan masyarakat sebagai bagian dari dakwah, berubah ke motif kapital tradisi penyembuhan dalam Islam. Dalam proses penelitian menggunakan metode observasi partisipatif ke tempat klinik yang membuka praktek penyembuhan sufi dan mewawancarai terapis dan pasien yang menggunakan jasa penyembuhan sufi, serta menggunakan metode historis komparatif dalam menelaah ontologi dan epistemologi penyembuhan. Adapun temuan penelitian ini antara lain pertama, penyembuhan sufi memuat unsur bayani, irfani, dan terakhir bil kasbi. Namun dalam prakteknya cara irfani menjadi metode yang paling umum dilakukan, khususnya melalui metode do’a, zikir, dan salat. Kedua, integrasi yang dibangun para terapis islami adalah dengan cara memadukan antara cara medis pada wilayah pemasaran dan psiko sufistik untuk membangun keyakinan para pasien. Ketiga, peran ini lebih dari sufi healing yang mengutamakan praktik kapitalisasi agama, yakni mengidentifikasi klinik jasa pengobatan dalam bentuk penyembuhan sufi demi tujuan ekonomis.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahnan, M. n.d..Kamus Arab-Indonesia. Bintang Pelajar.
Al-Aziz, M. S. 1998. Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf. Terbit Terang.
Al-Ghazali, I. n.d..Ihya’ Ulumuddin: Menuju Filsafat Ilmu dan Kesucian Hati Insan Ihsan. Bintan.
Al-Ghazali, I. 1995. Imam. Muhtasar Ihya Ulumuddin, Trsl. Zaid Husein al-Hamid. Pustaka Aman.
Al-Jabiri. 1991. Bunyah al-Aql al-Arabi. Beirut: al-Markaz al-Tsaqafi al-Arabi.
As-Sarraj, A. N., Mahmud, A. H., & Surur, T. A. B. 2009. Al-Luma’: rujukan lengkap ilmu tasawuf. Risalah Gusti.
Burij, A.-Q. al-N. n.d.. Ar-Risalah al-Qusyairiah fi Ilmi at-Tasawuf. Dar al-Khairi
Departemen Pendidikan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Djaelani, A. Q. 1996. Koreksi Terhadap ajaran tasawuf. Gema Insani Press.
Foucault, M. 1975. The Archeology of Knowledge and the Doscourses on Language. The Harvester Press.
Hermansen, M. 2005. Dimensions of Islamic Religious Healing in America. Religion and healing in America, 407–422.
Isa, A. Q. 2005. Hakikat Tasawuf, transl. Khairul Amru. Qisthi Press.
Jamil, M. 2004. Cakrawala tasawuf: sejarah, pemikiran & kontekstualitas. Gaung Persada Press.
Mitha, K. 2019. Sufism and healing. Journal of Spirituality in Mental Health, 21(3), 194–205. https://doi.org/10.1080/19349637.2018.1464423
Noorhayati, M. 2016. Konsep Qonaah dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah dan Rahmah. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 7(2), 59-76.
O’riordan, R. N. L. 2002. Seni Penyembuhan Alami: Rahasia Penyembuhan Melalui Energi Ilahi, diterjemahkan oleh Sulaiman AlKumaiyi dari judul asli The Art of Sufi Healing. Gugus Press.
Pasiak, H. T. 2007. Brain management for self-improvement. Mizan Pustaka.
Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, 5th ed. Balai Pustaka.
Pradityas, Y. B., Hanafi, I., & Zaduqisti, E. 2015. Maqamat Tasawuf dan Terapi Kesehatan Mental (Studi Pemikiran Amin Syukur). RELIGIA, 187–206.
Rabbani, W.B. Wirasubrata 2004. Sufime Islam. Sahara Publishers.
Rubaidi, R. 2019. Java Islam: Relationship of Javanese culture and Islamic mysticism in the post-colonial study perspective. El Harakah, 21(1), 19-35.
Ritzer, G. 2010. Teori Sosiologi, transl. Nurhadi. Kreasi Wacana.
Sentanu, E. 2008. The Science & Miracle of Zona Ikhlas. Elex Media Komputindo.
Sha, Z. G. n.d.. The Miracle of Soul: Rahasia Abadi Penyembuhan, Peremajaan diri. Yureka.
Syukur, A. 2012. Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawuf. Erlangga.
Thusi, K. N. A. 2003. Menyucikan Hati Menyempurnakan Jiwa. Pustaka Zahra.
Trimingham, J. S. 1998. The sufi orders in Islam. Oxford University Press.
Wilcox, L. 2007. Psychosufi Terapi Psikologi Sufitik Pemberdayaan Diri. Pustaka Cendekiamuda.
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.10021
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |