Building Character of Bugis Community in Bone From The Perspective of Quran and Local Wisdom
Abstract
This study is motivated by two things, namely Indonesia is the country with the largest Muslim population in the world, and the population of Indonesia has a high cultural diversity. This qualitative research applies a content analysis and semantic approach to analyze the texts and documents. Conceptually, proper education can shape character through the inculcation of religious values and local wisdom. At the same time, wise expressions in the Bugis advice are analyzed with a content analysis approach. The results of the analysis show two main points. First, character building starts from the human side. The Qur'an shows that character building must start from the inner dimension of the human being. It is indicated by the word 'anfus' in the Quran. Second, the central values of Bugis' local wisdom align with the universal values of the Quran, namely coaching that touches the inner dimension in the form of ideas, beliefs, and awareness of the importance of these noble values in attitudes and behavior.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan penduduk Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang tinggi. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan analisis isi dan semantik untuk menganalisis teks dan dokumen. Secara konseptual, pendidikan yang tepat dapat membentuk karakter melalui penanaman nilai-nilai agama dan kearifan lokal. Sementara itu, ungkapan bijak dalam petuah Bugis dianalisis dengan pendekatan analisis isi. Hasil analisis menunjukkan dua poin utama. Pertama, pembentukan karakter dimulai dari sisi kemanusiaan. Al-Qur'an menunjukkan bahwa pembentukan karakter harus dimulai dari dimensi batin manusia. Hal ini ditunjukkan dengan kata 'anfus' dalam Al-Qur'an. Kedua, nilai-nilai sentral kearifan lokal Bugis selaras dengan nilai-nilai universal al-Qur'an, yaitu pembinaan yang menyentuh dimensi batin berupa gagasan, keyakinan, dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai luhur tersebut dalam sikap dan perilaku.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A. H. & K.A. Halabi. (2017). The Wisdom: A Concept of Character Building Based on Islamic View, International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 7(5).
Abdullah, A. (1999). Pendidikan Islam dan Tantangan Modernitas” Lentera: Jurnal Pendidikan, 2(4).
Abdullah, H. (1985). Manusia Bugis-Makassar: Suatu Tinjauan Historis terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Bugis-Makassar. Jakarta: Inti Dayu.
Abdullah, I. (2008). Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Abid, N. (2017). Mengintegrasikan Kearifan Lokal Gusjigang dan Nilai-Nilai Soft Skill dalam Proses Pembelajaran. Elemantary, 5(2).
Arsyad, A. (2013). Pendidikan Karakter: al-Qwl al-Qadîm wa al-Qawl al-Jadîd. Jurnal al-‘Ulûm, Jurnal Studi-Studi Islam, 13(1).
Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Baco, AG.H. (2015). Taushiyah. Diskusi Sertifikasi Dai. NU Sulsel, Makassar, 19 Maret 2015.
Cheriani. (2019). The Influence of the Implementation of the Sipatuo Sipatokkong Bugis Culture Integrated with the Problem Based Learning Model”, The 2nd International Conference on Natural & Social Sciences (ICONSS).
Daniah, D. (2016). Kearifan lokal (local wisdom) sebagai basis pendidikan karakter. Pionir: Jurnal Pendidikan, 5(2).
Djuwita, R., & Mangunsong, F. M. (2016). Links between prosocial value and bystanders’ helping behavior in bullying situation: The mediating role of collective efficacy and psychological well-being as moderator. The Asian Conference on Psychology and the Behavioral Sciences.
Fajriani, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal, 1(2).
Forsberg, C., Wood, L., Smith, J., Varjas, K., Meyers, J., Jungert, T., & Thornberg, R. (2018). Students’ views of factors affecting their bystander behaviors in response to school bullying: a cross-collaborative conceptual qualitative analysis. Research Papers in Education, 33(1), 127-142.
Haba, J. (2007). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta: ICIP & Eropean Commisio.
Halima, A., Khumas, A., & Zainuddin, K. (2021) Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi: A Cultural Values for Bullying Prevention with Optimalized Bystanders Role. Indonesian Psychological Research, 3(2), 82-90. DOI: 10.29080/ipr.v3i2.549.
Hymel, S., & Bonanno, R. A. (2014). Moral disengagement processes in bullying. Theory into Practice, 53(4), 278–285.
Kaharuddin, A., & Syahrir, N. (2020). Implementasi Budaya Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SMA. Jurnal Kiprah, 8(2), 84-90.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Marhayani, D. (2016). Development of character education based on local wisdom in indegenous people Tengahan Sedangagung. Journal of Education, Teaching and Learning, 1(2), 66-70.
Mattulada. (1975). Latoa; Suatu Lukisan terhadap Antropologi-Politik Orang Bugis, Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mursalim. (2008). Tafsir Bahasa Bugis/Tafsir al-Qur’an al-Karim Karya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan; Kajian terhadap Pemikiran-Pemikirannya. Disertasi. PPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mustari M, & Rahman, M.T. (2014). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafika Persada.
Nuroniyah, W. (2014). Tradisi Pesantrren dan Kontribusi Nilai Kearifan Lokal di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajaputra Cirebon Holistik, 15(2).
Pelras, C. (2005). “Manusia Bugis”, Transl. Abdul Rahman Abud et al., The Bugis. Jakarta: Nalar & Forum Jakarta-Paris, EFEO.
Polii, I. (2019). How To Analyze Local Wisdom Contains in The Novel Series and Their Relation With The Author’s Society. Aristo, 7(2), 323-335. http://dx.doi.org/10.24269/ars.v7i2.1547.
Pusat Kurikulum Depdiknas. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.
Rahim, A. R. (2011). Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis. Yogyakarta: Ombak.
Rahyono, F. X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra.
Rasdianah, A. (1995). Integrasi Sistem Panagdereng (Adat) dengan Sistem Syariat sebagai Pandangan Hidup Orang Bugis dalam Lontarak Latoa. Disertasi. IAIN Sunan Kalijaga Jogyakarta.
Sadat, A. (2019). Pemali pada Masyarakat Polewali Mandar: Apresiasi Hukum Islam terhadap Budaya Lokal. Laporan Penelitian. STAIN Majene Sulawesi Barat.
Santing, W., & Sabri, M. A. R. (Eds.). (2010). Refleksi 75 tahun Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah: meneguhkan eksistensi Alauddin. Pustaka Al-Zikra.
Saptomo, A. (2010). Hukum dan Kearifan Lokal: Revitalisasi Hukum Adat Nusantara. Jakarta: Grasindo.
Sibarani, R. (2013). Pembentukan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. http://www.museum.pusaka-nias.org/2013/02/pembentukan-karakter-berbasis-kearifan.html.
Sternberg, R. J., Jarvin, L., & Reznitskaya, A. (2008). Teaching for wisdom through history: Infusing wise thinking skills in the school curriculum. In Teaching for wisdom (pp. 37-57). Springer, Dordrecht.
Sternberg, R. J. (2004). Wisdom and Giftedness. In Shavinina, Larisa V, Ferrari, Michel. Eds, Beyond Knowledge Extra Cognitive Aspects of Developing High Ability. New Jersey: Lawrence-Erlbaum.
Sugiyo, R., & Purwastuti, L. A. (2017). Local wisdom-based character education model in elementary school in Bantul Yogyakarta Indonesia. Sino-US English Teaching, 14(5), 299-308.
Sugono, D., & Sugiyono, Y. M. (2008). Taqdir Qodratillah. Kamus Bahasa Indonesia.
Sultan, M. S. (1979). Buhûts fî al-Tarbiyah fî al-Tarbiyah al-Islâmiyyah. Kairo: Dâr al-Ma‘ârif.
Suyitno, I. (2012). Pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa berwawasan kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(1).
Tim Penulis. (2004). Masuknya Islam di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Makassar: Balai Penelitian & Pengembangan Agama.
Tim Penyusun. (2011). Mengembangkan Budaya Kerja Melalui Pengawasan dengan Pendekatan Agama. Jakarta: Itjen Kementerian Agama RI.
Wagiran, et. al. (2010). Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal di Wilayah Provinsi DIY dalam Mendukung Perwujudan Visi Pembangunan DIY menuju Tahun 2025 (Tahun Kedua), Laporan Penelitian. Yogyakarta: Biro Administrasi Pembangunan.
Wagiran. (2019). Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana; Identifikasi Nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya, Jurnal Pendidikan Karakter, 2(3).
Wekke, I. S. & Yusuf, M. (2018). Corruption in Religious Text and Local Wisdom Perspective. Ibda’: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 16(1).
Yunus, R. (2014). Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Genius) sebagai Penguat Karakter Bangsa: Studi Empiris tentang Huyula. Yogyakarta: Deepublish.
Yusuf, M., Nahdhiyah, N., & Wekke, I. S. (2019). Dimension of Human Perfection Based on the Quran. Opción, 35(89), 402-418.
Yusuf, M. & Wekke, I. S. (2012). Menelusuri Historisitas Pembentukan Hukum Islam: Menggagas Yurisprudensi Islam Indonesia, Jurnal Tsaqafah, 8(2).
Yusuf, M. (2010). Perkembangan Tafsir Alquran di Sulawesi Selatan: Studi Kritias atas Tafesere Akorang Mabbasa Ogi Karya Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan. Disertasi. PPs UIN Alauddin Makassar.
Yusuf, M. (2013). Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Berbasis Nilai. Jurnal Al-Ulum: Jurnal Studi-Studi Islam, 13(1).
Yusuf, M. (2014). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan dengan Metode Semi Tematik dan Tematik. Makassar: Alauddin University Press.
Zahriyana, Y.A. & Boyhaqqi. (2019). Batik Aceh Salah Satu Produk Kearifan Lokal sebagai Pendidikan yang Berkarakter dan Berwawasan Global, 2013, www.uui.ac.id.
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v24i2.17047
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |