Tolerant and Moderate Islamic Religious Practices in Pesantren Al-Qodir
Abstract
Creating peace and harmony among communities is an Islamic teaching must be implemented to achieve goodness and harmony among humanity. It is what K.H. Masrur Ahmad MZ and his pesantren are currently doing, not only in theory but also in practice. This article aims to explain the practice of a tolerant and moderate interpretation of Islam, or often referred to as "Islam rahmatan li al-alamin," which is led by K.H. Masrur as the caretaker of Pesantren Al-Qodir. This research uses a qualitative method with a symbolic interaction approach. Data collection is carried out through in-depth interviews and observations, and relevant documentation is gathered. The results show that, by not eliminating the basic principles and values of Islam, the Islamic religiosity practiced in pesantren, Al-Qodir, is Islam that is able to sustain dialogue with various groups, other religions, cultures, and local communities. In this context, K.H. Masrur goes beyond the interpretation of a tolerant and moderate understanding of Islam, and also demonstrates how tolerance is implemented in real actions, such as inviting Christians to participate in the sacrifice of animals for Qurban, staging local art festivals, and other initiatives.
Menciptakan perdamaian dan kebersamaan di kalangan masyarakat adalah ajaran Islam yang harus diimplementasikan agar tercipata kebaikan dan keharmonisan di antara umat manusia. Hal inilah yang sedang dilakukan K.H. Masrur Ahmad MZ dan pesantrennya, yang tidak hanya dalam tataran pemikiran atau teori tetapi juga praktik. Artikel ini bertujuan menjelaskan praktik keberagamaan Islam toleran dan moderat atau sering disebut Islam rahmatan li al-alamin yang dimotori oleh K.H. Masrur sebagai pengasuh pesantren Al-Qodir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tidak menghilangkan prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai Islam, keberagamaan Islam di pesantren Al-Qodir adalah Islam yang mampu berdialog dengan berbagai kelompok, agama lain, budaya, dan masyarakat lokal. Dalam konteks ini, K.H. Masrur tidak berhenti dalam hasil penafsiran ajaran Islam yang toleran dan moderat, akan tetapi bagaimana praktik toleransi diimplementasikan dalam tindakan yang nyata, seperti mengundang kaum nasrani ikut dalam penyembelihan hewan kurban, pagelaran vestifal kesenian lokal, dan lainnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, M. (2014). Islam hijau: Merangkul budaya menyambut kearifan lokal. Al-Qodir Press.
Al-Amri, L., & Haramain, M. (2017). Aktualisasi Islam dalam budaya lokal. Kuriositas: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan, 10(2), 87–100. https://doi.org/10.35905/kur.v10i2.594
Azra, A. (1999). Konteks berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam. Paramadina.
Badruddin, H. (2007). Pesantren dan pluralisme. In Badrus Sholeh (Ed.), Budaya damai komunitas pesantren. LP3ES.
Fauzan, M. T., & Rohmadi, S. H. (2021). Building epistemology of multicultural education to the indigenous Javanese Islam. Linguistics and Culture Review, 5(S3), 1076-1089. https://doi.org/10.21744/lingcure.v5nS3.1667
Hasbullah. (2014). Islam dalam bingkai budaya lokal (kajian tentang integrasi Islam dalam budaya Melayu Riau). Toleransi: Media Komunikasi Umat Bergama, 6(1), 1–15. http://dx.doi.org/10.24014/trs.v6i1.893
Kastolani & Abdullah Y. (2016). Relasi Islam dan budaya lokal: Studi tentang tradisi nyadran di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Kontemplasi, 4(1), 51–74. https://dx.doi.org/10.21274/kontem.2016.4.1.53-74
Marzuki, M., Miftahuddin, M., & Murdiono, M. (2020). Multicultural education in salaf pesantren and prevention of religious radicalism in Indonesia. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 39(1), 12–25. https://doi.org/10.21831/cp.v39i1.22900
Masamah, U. & H. M. (2016). Multicultural education and the nationalistic Reality (photograph the role of teachers in building a multicultural awareness in Indonesia). QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 4(1), 68–81. http://dx.doi.org/10.21043/qijis.v4i1.1578
Mas’ud, A. (2006). Dari Haramain ke Nusantara: jejak intelektual arsitek pesantren. Kencana.
Mawardi, K. (2017). Lokalitas seni Islam dalam akomodasi pesantren. STAIN Press.
Miftah, M. (2016). Multicultural education in the diversity of national cultures. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 4(2), 167. https://doi.org/10.21043/qijis.v4i2.1766
Moqsith, A. (2016). Tafsir atas lslam Nusantara (dari lslamisasi Nusantara hingga metodologi lslam Nusantara). Jurnal Multikultural & Multireligius, 15(2), 20–32.
Mun’im, A. (2008). Mengukuhkan jangkar Islam Nusantara. Taswirul Afkar, Edition Number 26.
Mun’im, A. DZ. (2007). Pergumulan pesantren dengan kebudayaan. In Badrus Sholeh (Ed.), Budaya damai komunitas pesantren. LP3ES.
Muwefik, M. (2022). Pembinaan Pecandu Narkoba Melalui Tazkiyatun Nafs Di Pondok Pesantren Al-Qodir Cangkringan Sleman Yogyakarta. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, 19(3), 701-717. https://doi.org/10.53515/qodiri.2022.19.3.701-717
Naim, N., & Qomar, M. (2021). The Actualization of Liberal Indonesian Multicultural Thought in Developing Community Harmonization. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 9(1), 141. https://doi.org/10.21043/qijis.v9i1.7908
Pondok Pesantren Al-Qodir (2014). Pondok Pesantren Al-Qodir: Menembus batas. Al-Qodir Press.
Ponpes Al-Qodir (2012). Ponpes Al-Qodir gelar pesta rakyat. https://regional.kompas.com/Read/2012/06/21 .
Ponpes Al-Qodir (2015) Ponpes Al-Qodir undang non-Muslim dalam kegiatan kurban di Yogyakarta. http://Www.Satuislam.Org/Nasional/2015.
Qodir, Z. (2016). Islam Nusantara as moderat and tolerant Islam: a Literature Research. Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 69-84.
Qomaruzzaman, B., & Busro, B. (2019). Tolerance Islam theology of education hermeneutic reading of Tariq Ramadan Thought. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 7(2), 203. https://doi.org/10.21043/qijis.v7i2.5128
Romli, M. G. & T. C. S. (2016). Islam kita Islam Nusantara. Ciputat School.
Rusdy, M., & Fauzi, F. (2020). The Islamic dialektics and local culture in the petawaren tradition in Gayo community. El-Harakah, 22(2), 189–204. https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.9205
Tauhidi, P. N. (2015). Islam Nusantara: Islamisasi Nusantara atau Menusantarakan Islam? https://bocahbancar.files.wordpress.com/2015/08/01-agust-2015-islampos-islam-nusantara-islamisasi-nusantara-atau-menusantarakan-islam.pdf
Wahib, A. (2022). Potret dakwah dalam mengakomodasi nilai-nilai kearifan lokal menuju asimilasi budaya. Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur’an dan Tafsir, 7(1), 62–72. https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1.1059
Wahid, A. (2009). Musuh dalam selimut. In A. Wahid (Ed.), Ilusi negara Islam: Ekspansi gerakan Islam transnasional di Indonesia. Desantra Utama Media.
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v25i1.18342
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |