Mapping Religious Activities and Pluralities in Houses: Case Study at Balun Village Lamongan
Abstract
Religious activities are basic things that are indispensable in life and are primary needs that must be met. Religious plurality is a social reality in life; it is a challenge to create religious harmony, but on the other hand, it is prone to conflict. The study aims to map religious activities in the settlement of religious plurality, namely Islam, Christianity, and Hinduism, in Balun village, Lamongan. It applied an environment behavior study approach with a place-centered mapping method to find individuals or groups using and accommodating their behavior in a certain time and space, with aspects studied, namely religious activities, space, and time. Data were obtained from direct observation and interviews with purposive, systematic samples. The results showed that religious activities at home with religious plurality were mapped into two categories: the religious activities of individuals or groups according to their religion; and the religious activities by inviting citizens to their religion and different religions. Mapping of space use showed that the use of semi-public and public space in the home for religious activities result in flexibility in spatial functions and changes in sacred-profane spatial boundaries. The research contributed to the theoretical development of using shared space in the home and creating a space of tolerance in Balun village's religious life.
Kegiatan keagamaan merupakan hal mendasar yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Pluralitas agama termasuk realitas sosial dalam kehidupan; merupakan tantangan untuk menciptakan kerukunan umat beragama, namun di sisi lain rawan konflik. Kajian ini bertujuan untuk memetakan aktivitas keagamaan dalam penyelesaian pluralitas agama, yaitu Islam, Kristen, dan Hindu, di desa Balun, Lamongan. Penelitian ini menerapkan pendekatan kajian perilaku lingkungan dengan metode place-centered mapping untuk menemukan individu atau kelompok yang menggunakan dan mewadahi perilakunya dalam ruang dan waktu tertentu, dengan aspek yang dikaji yaitu kegiatan keagamaan, ruang, dan waktu. Data diperoleh dari observasi langsung dan wawancara dengan sampel purposif, sistematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan di hunian dengan pluralitas agama dipetakan menjadi dua kategori yaitu kegiatan keagamaan individu atau kelompok menurut agamanya; dan kegiatan keagamaan dengan mengajak warga untuk beragama dan berbeda agama. Pemetaan pemanfaatan ruang menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang semi publik dan publik di rumah untuk kegiatan keagamaan mengakibatkan terjadinya fleksibilitas fungsi ruang dan perubahan batas ruang yang sakral-profan. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teori pemanfaatan ruang bersama di rumah dan penciptaan ruang toleransi dalam kehidupan beragama di Desa Balun.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustapraja, H. R., & Aslamiyah, S. S. (2022). The Identification of The Pattern of Java Islamic City Catur Gatra Tunggal in Lamongan. Journal of Islamic Architecture, 7(1), 67–72. https://doi.org/10.18860/jia.v7i1.13263.
Alamsyah, A. (2017). Pluralisme Agama dalam Pandangan Al-Quran dan Implementasi Pendidikan Islam. Tarbawi : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 71-80. https://doi.org/10.26618/jtw.v2i01.1025.
Alfariz, F. (2011). Antarpersonal dalam Kerukunan Umat Beragama Studi Fenomenologi pada Masyarakat Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(1), 118-123. https://doi.org/10.23887/jfi.v4i1.29957
Altman, I. & M. Chemers (1984). Culture and Environment. University of Cambridge, Cambridge.
Ayu, D., Antariksa, U., & Ridjal, A. M. (2015). Aktivitas Ritual Pembentuk Teritori Ruang pada Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang. Jurnal Arsitektur NALARs, 14(1), 13–20. https://doi.org/10.24853/nalars.14.1.%25p
Azizah, I., Kholis, N., & Huda, N. (2020). Model Pluralisme Agama Berbasis Kearifan Lokal “Desa Pancasila” di Lamongan. Fikrah, 8(2), 277-294. https://doi.org/10.21043/fikrah.v8i2.7881.
Dhavamony, M. (1995). Fenomenologi Agama. Sleman: Kanisius.
Pranowo, Labdo. Hall, S. (1966). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. London: Sage.
Indeswari, A., Antariksa, Pangarsa, G. W., & Wulandari, L. D. (2013). Pola Ruang Bersama pada Permukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugading. Arskon: Jurnal Arsitektur dan Konstruksi, 2(1), 1-19. https://doi.org/10.21776/ub.ruas.2013.011.01.4
Jones, R. D. (2019). The makeshift and the contingent: Lefebvre and the production of precarious sacred space. Environment and Planning D: Society and Space, 37(1), 177–194. https://doi.org/10.1177/0263775818806513
Lefebvre, H. (1991). The Production of Space. Basil Blackwel. Oxford. Little, S. (2020). Engaging youth in placemaking: Modified behavior mapping. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(18), 1-10. https://doi.org/10.3390/ijerph17186527.
Mambal, I. B. P. (2016). Hindu, Pluralitas dan Kerukunan Beragama. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 11(1), 98–116. http://103.88.229.8/index.php/alAdyan/article/view/1439.
Markus, T. A., & Cameron, D. (2002). The words between the spaces: Buildings and language. Psychology Press.
Musdalifah, I., Andriyani, H. T., Krisdiantoro, K., Putra, A. P., Aziz, M. A., & Huda, S. (2021). Moderasi Beragama Berbasis Sosio Kultural pada Generasi Milenial Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Sosial Budaya, 18(2), 122-129. https://doi.org/10.24014/sb.v18i2.15437.
Pataruka, M. (2018). 'Ngalab Berkah’ Pada Ruang Ritual Tradisi Dan Religi Masjid Agung Demak. Jurnal Arsitektur Zonasi, 1(2), 87-95. https://doi.org/10.17509/jaz.v1i2.12394.
Prasetyo, A. (2013). Pluralitas Agama Dalam Keluarga Jawa. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture, 5(1), 64-73. https://doi.org/10.15294/komunitas.v5i1.2374.
Pemerintah desa Balun. (2018). Profil Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Rambitan, S. R. (2017). Pluralitas Agama dalam Pandangan Kristen dan Implikasinya bagi Pengajaran PAK. Shanan: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 1(1),93-108. https://doi.org/10.33541/shanan.v1i1.1473.
Razali, N. H. M., & Talib, A. (2013). The Concept of Privacy and the Malay Dwelling Interior Space Planning. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 101, 404–414. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.07.214.
Rochimah, E., & Asriningpuri, H. (2018). Adaptasi Perilaku Pedagang Bazar dalam Teritori Ruang Dagang. NALARs, 17(1), 21-28. https://doi.org/10.24853/nalars.17.1.21-28.
Santosa, B., Antariksa, A., & Wulandari, L. D. (2014). Dinamika Ruang Wisata Religi Makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik. El-Harakah, 16(2), 174-202. https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2775.
Sardjono, A. B., & Harani, A. R. (2017, December). Sacred Space in Community settlement of Kudus Kulon, Central Java, Indonesia. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 99, No. 1, p. 012023). IOP Publishing. https://doi.org/10.1088/1755-1315/99/1/012023.
Setiawan, R. A. (2018). Kawasan Religius dan Produksi Ruang di Lingkungan Masjid Pathok Negara Plosokuning Yogyakarta. Religi Jurnal Studi Agama-Agama, 13(01), 21-37. https://doi.org/10.14421/rejusta.2017.1301-02.
Sudiaryandari, S., Ernawati, J., & Ridjal, A. M. (2016). Pola Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Wisata Religi KH. Abdurrahman Wahid. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya, 4(1).
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v25i1.20310
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |