Implikasi Falsafah Siri' Na Pacce pada Masyarakat Suku Makassar di Kabupaten Gowa
Abstract
Articulating the religion in the life of human is a phenomenon in the actual practice. Religion consists of beliefs, dogmas, traditions, practices and rituals. A faith people who was born into a religious tradition would inherit and take all these aspects directly and believed that everything inherited was essential and integral aspect of religion. From this context, religious understanding begined from understanding the legacy that has been determined and doctrined unilaterally without passing personal lane that bassically resulted a conviction and a strong understanding. At the life level, people had a philosophy of their life. This was ref lected in a
philosophy siri’ na pacce that was hold by tribe Makassar as guidelines in their daily activities.
Mengartikulasikan agama dalam ranah kehidupan manusia merupakan sesuatu yang fenomenal dalam praktik yang sebenarnya. Agama terdiri dari keyakinan, dogma, tradisi, praktik dan ritual. Seorang yang beriman yang dilahirkan dalam tradisi yang religius akan mewarisi dan mengambil semua aspek ini begitu saja dan meyakini bahwa segala sesuatu yang diwarisi merupakan aspek esensial dan integral dari agama. Dari konteks ini, pemahaman keagamaan merupakan pemahaman yang sama karena berawal dari pemahaman warisan yang sudah ditentukan dan didoktrinkan secara sepihak tanpa melewati jalur penelusuran pribadi yang pada dasarnya akan menghasilkan sebuah keyakinan dan pemahaman yang kukuh. Pada tataran kehidupan, masyarakat tentunya memiliki falsafah dalam menjalani kehidupan mereka. Hal ini tergambar pada falsafah yang dipegangi masyarakat Suku Makassar, yaitu falsafah siri’ na pacce yang menjadi pedoman dalam pergaulan mereka sehari-hari
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Qardhawi, Yusuf. 1996. Al-Madkhal fi Diraasat asy-Syari’ah al-Islamiyah, terj. Muhammad Zakki dan Yasir Tajid, Membumikan Syariat Islam. Cet. I; Surabaya: Dunia Ilmu Offset.
Bahreisy, Salim. 1986. Tarjamah Riadhus Shalihin. Jilid I. Cet. XI; Bandung: Al-Ma’arif.
Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: Karya Toha Putra Semarang.
Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Cet.XV; Jakarta: Djambatan.
Limpo, Syahrul Yasin. 1995. Profil Sejarah, Budaya dan Pariwisata Gowa. Cet. I; Ujung Pandang: Intisari.
Madjid, Nurcholis. 2000. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.
Marzuki, H. M. Laica. 1995. Siri’: Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar (Sebuah Telaah Filsafat Hukum). Cet.I; Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.
Matthes, B. F. 1996. Beberapa Etika dalam Sastra Makassar. Jakarta: Depdikbud.
Mattulada. 1995. Latoa: Satu Lukisan Analitik Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Cet.II; Ujungpandang: Hasanuddin University Press.
Moein M.G., Andi. 1990. Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar dan Sirik na Pacce. Ujung Pandang: Mapress.
Sabiq, Sayyid. 1994. Islamuna. Terj. Zainuddin, Islam Dipandang dari Segi Rohani-Moral-Sosial. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta.
Ya’qub, H. Hamzah. 1996. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqurkarimah (Suatu Pengantar). Cet.VII; Bandung: Diponegoro.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v14i2.2317
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |