Nyadran and Paguyuban Budiluhur in Caring for Inter-Religious Harmony

Anif Musyafa’ah Harnianti, Fina Farikhatun Nurul Maqfiroh, Khozinatul Mabruroh, Abdul Najib, Muhammad Syihabuddin Alawy

Abstract


This research aims to explore how Nyadran and Paguyuban Budiluhur serve as mediums for maintaining inter-religious harmony in Kapas Village, using Max Weber's social action theory. This qualitative study employs descriptive methods, including observation, semi-structured interviews, and field documentation of the Nyadran tradition and the activities of Paguyuban Budiluhur. The findings indicate that social actions lean towards instrumental rationality, as the Nyadran tradition has been institutionalized in the village's annual agenda, and Paguyuban Budiluhur has become an established foundation. Phenomenological analysis reveals that hybrid social spaces, social interaction, nationalism (driven by motive), and the protection of human rights (in order to motive) are key factors supporting inter-religious harmony in Kapas Village. These factors align with the religious moderation vision of the Indonesian Ministry of Religious Affairs. This paper proposes a recommendation that efforts to maintain religious harmony can be strengthened by creating and institutionalizing social spaces, such as annual traditions or inter-religious organizations. This institutionalization is important, as modern society tends to approach all actions, including social actions, in a rational manner. Rationality can also encourage broader segments of society to participate in efforts to sustain religious harmony and peace.


Penelitian ini bertujuan untuk memahami latar belakang yang menjadikan Nyadran dan paguyuban Budiluhur, menjadi media merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Kapas melalui perspektif teori tindakan sosial Max Weber. Penelitian kualitatif ini dijalankan dengan mengaplikasikan metode deskriptif untuk mengungkapkan peristiwa melalui observasi berkala, wawancara bebas terpimpin, serta dokumentasi penelitian lapangan pada pelaksanaan tradisi Nyadran dan kegiatan Paguyuban Budiluhur di Desa Kapas. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan sosial di Desa Kapas lebih cenderung kepada tindakan rasional instrumental sebab pelembagaan tradisi Nyadran ke dalam agenda tahunan desa dan Paguyuban Budiluhur dalam sebuah yayasan sebagai instrumen sosial yang mengurusi perawatan jenazah warga non-muslim. Kemudian, dalam analisis fenomenologi, ditemukan bahwa ruang sosial hybrid, interaksi sosial dan sikap nasionalisme serta penjaminan hak asasi manusia menjadi faktor-faktor yang mendorong keberhasilan upaya merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Kapas. Lebih lanjut, faktor-faktor tersebut sejalan dengan visi sikap moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama RI. Makalah ini mengusulkan rekomendasi bahwa upaya menjaga keharmonisan antaragama dapat diperkuat dengan menciptakan dan melembagakan ruang sosial, seperti tradisi tahunan atau organisasi lintas agama. Pelembagaan ini penting, karena masyarakat modern cenderung mendekati semua tindakan, termasuk tindakan sosial, secara rasional. Pendekatan rasional juga dapat mendorong lebih banyak elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga keharmonisan dan perdamaian antaragama.

Keywords


Inter-Religious Harmony; Rational Action; Moderation

Full Text:

PDF

References


Adam, T. (2017). Interreligious and intercultural transfers of the tradition of philanthropy. Charity in Jewish, Christian, and Islamic Traditions, 45–65.

Ahimsa-Putra, H. S. (2012). Fenomenologi agama: Pendekatan Fenomenologi untuk memahami agama. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 20(2), 271–304. https://doi.org/10.21580/ws.20.2.200

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Bagio, A. A., & Priyadarshana, W. (2023). Nyadran Tradition as the Implementation of Religious Moderation in Buddhism. Subhasita: Journal of Buddhist and Religious Studies, 1(1), 39–46. https://doi.org/10.53417/jsb.98

Brakel, L. F. (2004). Islam and local traditions: syncretic ideas and practices. Indonesia and the Malay World, 32(92), 5–20. https://doi.org/10.1080/1363981042000263435

Chalim, A., Muslim, S., Al-Fatih, S., & Nur, A. I. (2023). Social Diversity Model: Inheritance of Mutual Collaboration in the Indonesian Hindu-Muslim Society at Tengger, Lumajang. AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 18(1), 125–151. https://doi.org/10.19105/al-lhkam.v18i1.7318

Christover, D. (2019). Peran Pemuda Lintas Agama dalam Meningkatkan Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Paradigma (JP), 8(2), 114–128. https://doi.org/10.30872/jp.v8i2.3011

Cresswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Design Riset. Pustaka Pelajar.

Dawson, C. (2002). Metode Penelitian Praktis. Pustaka Pelajar.

Dhani, A. (2023). Religious Tolerance Base on Local Wisdom in Indonesia. Journal of Modern Islamic Studies and Civilization, 1(1), 12–19. https://doi.org/10.59653/jmisc.v1i01.2

Fuadi, A. (2021). Quraish Shihab’s Quranic Exegesis on Interreligious Harmony and its Relevance to the Contemporary Western Hermeneutics. Ulumuna, 25(1), 137–161. https://doi.org/10.20414/ujis.v25i1.441

Haryanto, J. T. (2022). Moderasi Beragama pada Tradisi Perang Centong dalam Prosesi Pernikahan di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Harmoni, 21(1), 25–44. https://doi.org/10.32488/harmoni.v21i1.585

Hasan, N., Taufiq, M., Hannan, A., & Enhas, M. I. G. (2023). Tradition, Social Values, and Fiqh of Civilization: Examining the Nyadran Ritual in Nganjuk, East Java, Indonesia. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam, 7(3), 1778–1802. http://dx.doi.org/10.22373/sjhk.v7i3.20578

Idrus, I. R., & Sonhaji, S. (2021). Strategi FKUB Bandar Lampung dalam Menumbuhkan Toleransi Umat Beragama. Harmoni, 20(1), 116–128.

Indainanto, Y. I., Dalimunthe, M. A., Sazali, H., & Kholil, S. (2023). Islamic Communication in Voicing Religious Moderation as an Effort to Prevent Conflicts of Differences in Beliefs. Pharos Journal of Theology, 104(4). https://doi.org/10.46222/pharosjot.104.415

Ismail, A. (2010). Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama. Analisa Journal of Social Science and Religion, 17(2), 175–186.

Maliki, Z. (2018). Rekontruksi teori sosial modern. UGM Press.

Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.

Nikmah, F. (2020). Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Apitan di Desa Serangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 3(2). https://doi.org/10.33652/handep.v3i2.113

Pajarianto, H., Pribad, I., & Sari, P. (2022). Tolerance between religions through the role of local wisdom and religious moderation. HTS Teologiese Studies/Theological Studies, 78(4).

Pribadi, Y. (2018). Pesantren Pluralis: Peran Pesantren Ngalah Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Pluralisme Di Tengah Masyarakat Yang Multikultural, by M. Muntahibun Nafis. Bijdragen Tot de Taal-, Land-En Volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 174(2–3), 333–337. https://doi.org/10.1163/22134379-17402014

Purwaningsih, E., Suwarno, S., & Fibiona, I. (2016). Kearifan lokal dalam tradisi nyadran masyarakat sekitar Situs Liangan. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.

Reed, I. A. (2023). Sociology as a Human Science: Essays on Interpretation and Causal Pluralism. Springer Nature. https://doi.org/10.1007/978-3-031-18357-7

Ritzer, G. (2004). Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda.

Riyadi, A. (2017). Kearifan Lokal Tradisi Nyadran Lintas Agama di Desa Kayen-Juwangi Kabupaten Boyolali Local Wisdom of Cross-Religious Nyadran Tradition at Kayen-Juwangi Village of Boyolali. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi), 3(2), 139–154. https://doi.org/10.18784/smart.v3i2.486

Scheff, T. J. (2023). On the concepts of identity and social relationship. In Human nature and collective behavior (pp. 193-207). Routledge.

Schutz, A. (1964). The social world and the theory of social action. In Collected papers II: Studies in social theory (pp. 3–19). Springer. https://doi.org/10.1007/978-94-010-1340-6_1

Schweikard, D. P., & Schmid, H. B. (2013). Collective intentionality. https://plato.stanford.edu/entries/collective-intentionality/

Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative Phenomenological Analysis: Theory, Method and Research.

Soekanto, S. (2010). Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Rajawali.

Sugianto, H., Sahjad M. Aksan, Siti Muti’ah, Turmuji Jafar, & Iklal Jamaluddin. (2024). Empowering Community Through Sacred Rituals: A Participatory Action Study on Funeral Management in Islamic Traditions. Communautaire: Journal of Community Service, 3(1), 93–106. https://doi.org/10.61987/communautaire.v3i2.462

Sulthon, A. S. I., Bakri, M., & Hambali, H. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural melalui Edu-Ekowisata: Studi kasus Paguyuban Paku Lima Dusun Mandaran Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo. Muróbbî: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 103–126. https://doi.org/10.52431/murobbi.v5i1.378

Suparto, S., Sumarni, S., Siregar, I., Taufik, O. A., Habibullah, A., An-Nahidl, N. A., & Khozin, W. (2023). Inclusive Religious Paradigm within Academia: Religious Education Lecturers’ Viewpoints on Interreligious Tolerance and Pluralism in Indonesia. European Journal for Philosophy of Religion, 15(3), 427–452. https://doi.org/10.24204/ejpr.2021.4269

Suryana, T. (2011). Konsep dan Aktualisasi Kerukunan antar Umat Beragama. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 9(2), 127–136.

Tim Penyusun Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. Kementerian Agama RI.

Udy, S. H. (1959). “Bureaucracy” and “Rationality” in Weber’s Organization Theory: An Empirical Study. American Sociological Review, 24(6), 791–795. https://doi.org/10.2307/2088566

Velthuis, E., Verkuyten, M., & Smeekes, A. (2021). The different faces of social tolerance: Conceptualizing and measuring respect and coexistence tolerance. Social Indicators Research, 158(3), 1105–1125. https://doi.org/10.1007/s11205-021-02724-5

Wahyudi, W. (2019). Nilai Toleransi Beragama dalam Tradisi Genduren Masyarakat Jawa Transmigran. Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, 15(2), 133–139. https://doi.org/10.23971/jsam.v15i2.1120

Warisno, A., & Tabrani, Z. A. (2018). The Local Wisdom and Purpose of Tahlilan Tradition. Advanced Science Letters, 24(10), 7082-7086. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12413

Weber, M. (1978). Economy and society. In R. Guenther & C. Wittich (Eds.), Democracy: A Reader. University of California Press.

Yuliningsih, Y., Saddhono, K., & Setiawan, B. (2018). Religious Value in Nyadran Ceremony in Ngepringan Village, Sragen. el Harakah: Jurnal Budaya Islam, 20(2), 155 - 173. https://doi.org/10.18860/el.v20i2.4981

Yusuf, M. E., Althaf, R. Z., & Firmansyah, A. D. (2023). Konstruksi Sosial Masyarakat Dalam Pelembagaan Tradisi Petik Laut: Studi Kasus Pelaku Tradisi Petik Laut Di Desa Kedungrejo, Kabupaten Banyuwangi. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 1(1), 125–137. https://doi.org/10.47861/jdan.v1i1




DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v26i2.26934

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang