Nyadran and Paguyuban Budiluhur in Caring for Inter-Religious Harmony
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami latar belakang yang menjadikan Nyadran dan paguyuban Budiluhur, menjadi media merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Kapas melalui perspektif teori tindakan sosial Max Weber. Penelitian kualitatif ini dijalankan dengan mengaplikasikan metode deskriptif untuk mengungkapkan peristiwa melalui observasi berkala, wawancara bebas terpimpin, serta dokumentasi penelitian lapangan pada pelaksanaan tradisi Nyadran dan kegiatan Paguyuban Budiluhur di Desa Kapas. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan sosial di Desa Kapas lebih cenderung kepada tindakan rasional instrumental sebab pelembagaan tradisi Nyadran ke dalam agenda tahunan desa dan Paguyuban Budiluhur dalam sebuah yayasan sebagai instrumen sosial yang mengurusi perawatan jenazah warga non-muslim. Kemudian, dalam analisis fenomenologi, ditemukan bahwa ruang sosial hybrid, interaksi sosial dan sikap nasionalisme serta penjaminan hak asasi manusia menjadi faktor-faktor yang mendorong keberhasilan upaya merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Kapas. Lebih lanjut, faktor-faktor tersebut sejalan dengan visi sikap moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama RI. Makalah ini mengusulkan rekomendasi bahwa upaya menjaga keharmonisan antaragama dapat diperkuat dengan menciptakan dan melembagakan ruang sosial, seperti tradisi tahunan atau organisasi lintas agama. Pelembagaan ini penting, karena masyarakat modern cenderung mendekati semua tindakan, termasuk tindakan sosial, secara rasional. Pendekatan rasional juga dapat mendorong lebih banyak elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga keharmonisan dan perdamaian antaragama.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adam, T. (2017). Interreligious and intercultural transfers of the tradition of philanthropy. Charity in Jewish, Christian, and Islamic Traditions, 45–65.
Ahimsa-Putra, H. S. (2012). Fenomenologi agama: Pendekatan Fenomenologi untuk memahami agama. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 20(2), 271–304. https://doi.org/10.21580/ws.20.2.200
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Bagio, A. A., & Priyadarshana, W. (2023). Nyadran Tradition as the Implementation of Religious Moderation in Buddhism. Subhasita: Journal of Buddhist and Religious Studies, 1(1), 39–46. https://doi.org/10.53417/jsb.98
Brakel, L. F. (2004). Islam and local traditions: syncretic ideas and practices. Indonesia and the Malay World, 32(92), 5–20. https://doi.org/10.1080/1363981042000263435
Chalim, A., Muslim, S., Al-Fatih, S., & Nur, A. I. (2023). Social Diversity Model: Inheritance of Mutual Collaboration in the Indonesian Hindu-Muslim Society at Tengger, Lumajang. AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 18(1), 125–151. https://doi.org/10.19105/al-lhkam.v18i1.7318
Christover, D. (2019). Peran Pemuda Lintas Agama dalam Meningkatkan Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Paradigma (JP), 8(2), 114–128. https://doi.org/10.30872/jp.v8i2.3011
Cresswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Design Riset. Pustaka Pelajar.
Dawson, C. (2002). Metode Penelitian Praktis. Pustaka Pelajar.
Dhani, A. (2023). Religious Tolerance Base on Local Wisdom in Indonesia. Journal of Modern Islamic Studies and Civilization, 1(1), 12–19. https://doi.org/10.59653/jmisc.v1i01.2
Fuadi, A. (2021). Quraish Shihab’s Quranic Exegesis on Interreligious Harmony and its Relevance to the Contemporary Western Hermeneutics. Ulumuna, 25(1), 137–161. https://doi.org/10.20414/ujis.v25i1.441
Haryanto, J. T. (2022). Moderasi Beragama pada Tradisi Perang Centong dalam Prosesi Pernikahan di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Harmoni, 21(1), 25–44. https://doi.org/10.32488/harmoni.v21i1.585
Hasan, N., Taufiq, M., Hannan, A., & Enhas, M. I. G. (2023). Tradition, Social Values, and Fiqh of Civilization: Examining the Nyadran Ritual in Nganjuk, East Java, Indonesia. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam, 7(3), 1778–1802. http://dx.doi.org/10.22373/sjhk.v7i3.20578
Idrus, I. R., & Sonhaji, S. (2021). Strategi FKUB Bandar Lampung dalam Menumbuhkan Toleransi Umat Beragama. Harmoni, 20(1), 116–128.
Indainanto, Y. I., Dalimunthe, M. A., Sazali, H., & Kholil, S. (2023). Islamic Communication in Voicing Religious Moderation as an Effort to Prevent Conflicts of Differences in Beliefs. Pharos Journal of Theology, 104(4). https://doi.org/10.46222/pharosjot.104.415
Ismail, A. (2010). Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama. Analisa Journal of Social Science and Religion, 17(2), 175–186.
Maliki, Z. (2018). Rekontruksi teori sosial modern. UGM Press.
Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.
Nikmah, F. (2020). Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Apitan di Desa Serangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 3(2). https://doi.org/10.33652/handep.v3i2.113
Pajarianto, H., Pribad, I., & Sari, P. (2022). Tolerance between religions through the role of local wisdom and religious moderation. HTS Teologiese Studies/Theological Studies, 78(4).
Pribadi, Y. (2018). Pesantren Pluralis: Peran Pesantren Ngalah Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Pluralisme Di Tengah Masyarakat Yang Multikultural, by M. Muntahibun Nafis. Bijdragen Tot de Taal-, Land-En Volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 174(2–3), 333–337. https://doi.org/10.1163/22134379-17402014
Purwaningsih, E., Suwarno, S., & Fibiona, I. (2016). Kearifan lokal dalam tradisi nyadran masyarakat sekitar Situs Liangan. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.
Reed, I. A. (2023). Sociology as a Human Science: Essays on Interpretation and Causal Pluralism. Springer Nature. https://doi.org/10.1007/978-3-031-18357-7
Ritzer, G. (2004). Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda.
Riyadi, A. (2017). Kearifan Lokal Tradisi Nyadran Lintas Agama di Desa Kayen-Juwangi Kabupaten Boyolali Local Wisdom of Cross-Religious Nyadran Tradition at Kayen-Juwangi Village of Boyolali. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi), 3(2), 139–154. https://doi.org/10.18784/smart.v3i2.486
Scheff, T. J. (2023). On the concepts of identity and social relationship. In Human nature and collective behavior (pp. 193-207). Routledge.
Schutz, A. (1964). The social world and the theory of social action. In Collected papers II: Studies in social theory (pp. 3–19). Springer. https://doi.org/10.1007/978-94-010-1340-6_1
Schweikard, D. P., & Schmid, H. B. (2013). Collective intentionality. https://plato.stanford.edu/entries/collective-intentionality/
Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative Phenomenological Analysis: Theory, Method and Research.
Soekanto, S. (2010). Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Rajawali.
Sugianto, H., Sahjad M. Aksan, Siti Muti’ah, Turmuji Jafar, & Iklal Jamaluddin. (2024). Empowering Community Through Sacred Rituals: A Participatory Action Study on Funeral Management in Islamic Traditions. Communautaire: Journal of Community Service, 3(1), 93–106. https://doi.org/10.61987/communautaire.v3i2.462
Sulthon, A. S. I., Bakri, M., & Hambali, H. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural melalui Edu-Ekowisata: Studi kasus Paguyuban Paku Lima Dusun Mandaran Desa Pesisir Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo. Muróbbî: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 103–126. https://doi.org/10.52431/murobbi.v5i1.378
Suparto, S., Sumarni, S., Siregar, I., Taufik, O. A., Habibullah, A., An-Nahidl, N. A., & Khozin, W. (2023). Inclusive Religious Paradigm within Academia: Religious Education Lecturers’ Viewpoints on Interreligious Tolerance and Pluralism in Indonesia. European Journal for Philosophy of Religion, 15(3), 427–452. https://doi.org/10.24204/ejpr.2021.4269
Suryana, T. (2011). Konsep dan Aktualisasi Kerukunan antar Umat Beragama. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 9(2), 127–136.
Tim Penyusun Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. Kementerian Agama RI.
Udy, S. H. (1959). “Bureaucracy” and “Rationality” in Weber’s Organization Theory: An Empirical Study. American Sociological Review, 24(6), 791–795. https://doi.org/10.2307/2088566
Velthuis, E., Verkuyten, M., & Smeekes, A. (2021). The different faces of social tolerance: Conceptualizing and measuring respect and coexistence tolerance. Social Indicators Research, 158(3), 1105–1125. https://doi.org/10.1007/s11205-021-02724-5
Wahyudi, W. (2019). Nilai Toleransi Beragama dalam Tradisi Genduren Masyarakat Jawa Transmigran. Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, 15(2), 133–139. https://doi.org/10.23971/jsam.v15i2.1120
Warisno, A., & Tabrani, Z. A. (2018). The Local Wisdom and Purpose of Tahlilan Tradition. Advanced Science Letters, 24(10), 7082-7086. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12413
Weber, M. (1978). Economy and society. In R. Guenther & C. Wittich (Eds.), Democracy: A Reader. University of California Press.
Yuliningsih, Y., Saddhono, K., & Setiawan, B. (2018). Religious Value in Nyadran Ceremony in Ngepringan Village, Sragen. el Harakah: Jurnal Budaya Islam, 20(2), 155 - 173. https://doi.org/10.18860/el.v20i2.4981
Yusuf, M. E., Althaf, R. Z., & Firmansyah, A. D. (2023). Konstruksi Sosial Masyarakat Dalam Pelembagaan Tradisi Petik Laut: Studi Kasus Pelaku Tradisi Petik Laut Di Desa Kedungrejo, Kabupaten Banyuwangi. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 1(1), 125–137. https://doi.org/10.47861/jdan.v1i1
DOI: https://doi.org/10.18860/eh.v26i2.26934
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |