Sedekah Bumi (Nyadran) sebagai Konvensi Tradisi Jawa dan Islam Masyarakat Sraturejo Bojonegoro
Abstract
Sedekah bumi (Nyadran) merupakan sebuah tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Sraturejo, Bojonegoro. Penelitian ini mendeskripsikan Nyadran menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyadran dilaksanakan setelah masyarakat Sraturejo panen hasil bumi secara serentak. Tujuan diadakannya Nyadran yaitu, pertama, untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan kepada masyarakat dengan adanya hasil panen yang melimpah. Kedua, untuk menghormati para leluhur yang telah berjasa dalam membuka lahan (babat alas) sebagai tempat huni masyarakat sekaligus tempat untuk mencari kehidupan. Ketiga, adanya pelaksanaan Nyadran dapat memperkuat solidaritas antar masyarakat satu dengan lainnya. Keempat, dilestarikannya budaya-budaya asli daerah. Manfaat yang selama ini diperoleh masyarakat Sraturejo dengan diadakannya tradisi Nyadran yaitu masyarakat merasakan rasa lebih dekat dengan Sang Pencipta, jauh dari gangguan (bala) dan penyakit, hasil panen lebih baik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Endraswara, S. (2006). Metodologi penelitian kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kholil, A. (2011). Agama kultural (masyarakat pinggiran). Malang: UIN Maliki Press.
O’Dea, T. F. (1996). Sosiologi agama (suatu pengenalan awal). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ridwan, et al. (2008). Islam Kejawen. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press.
Sulaeman, M. (1998). Ilmu budaya dasar. Bandung: PT Refika Aditama.
Suratman, M., et al. (2010). Ilmu sosial budaya dasar. Malang: Intermedia Malang.
Thouless, R. H. (1992). Pengantar psikologi agama. Jakarta: Rajawali Pers.
Ujan, A., et al. (2009). Multikulturalisme. Jakarta: Indeks.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v16i1.2771
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |