Kearifan Lokal pada Arsitektur Vernakular Gorontalo: Tinjauan Pada Aspek Budaya dan Nilai-nilai Islam
Abstract
Artikel ini bertujuan mengungkap nilai-nilai kearifan lokal dalam arsitektur vernakular Gorontalo. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dimana data dikelompokkan menjadi data fisik dan non fisik. Data fisik (tangible) diperoleh dengan cara pengukuran, penggambaran, rekaman foto, dan penelusuran dokumen, sedangkan data non fisik (intangible) diperoleh melalui wawancara terhadap ta momayanga (ahli rumah), basi lo bele (tukang rumah), tauwa lo adati (tokoh adat), tokoh masyarakat/agama, arsitek, akademisi dan melalui diskusi-diskusi. Analisis data dilakukan melalui deskripsi dan interpretasi bukti empiris yang dikaji berdasarkan teori-teori vernakular untuk mengetahui konsep vernakular rumah panggung Gorontalo. Selanjutnya untuk mengungkap konsep kearifan lokal dilakukan melalui teori relasi fungsi, bentuk dan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur rumah panggung Gorontalo mengandung faktor-faktor vernakular yang sarat nilai-nilai kearifan lokal yang terlihat dari bentuk, tata ruang, struktur konstruksi dan ornamen. Nilai-nilai kearifan lokal ini semakin diperkuat setelah masuknya Islam di Gorontalo sekitar abad ke 15-16.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Allsopp, B. (1977). A modern theory of architecture. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
Baruadi, M. K. (1912). Sendi adat dan eksistensi sastra: Pengaruh Islam dalam nuansa budaya lokal Gorontalo. El Harakah, 14(2), 293–311.
BPS. (2013). Provinsi Gorontalo dalam angka. Gorontalo: Badan Pusat Statistik.
Capon, D. S. (1999). Architectural theory: The Vitruvian fallacy. London: John Wiley & Sons.
Correa, C.-K. Y. (1983). Architecture and identity. Singapura: Media.
Daulima, F. (2006). Terbentuknya Kerajaan Limboto-Gorontalo. Limboto: Galeri Budaya Daerah LSM Mbui Bungale.
Daulima, F., & Pateda, K. (2004). Banthayo Pobo’ide: Struktur dan fungsinya. Limboto: Forum Suara Perempuan.
Heryati. (2014). Transformasi arsitektur vernakular Gorontalo pada bangunan masa kini untuk memperkuat identitas daerah [Research Report]. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Ibrahim, P. (1990). Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Gorontalo. Gorontalo: STKIP Gorontalo.
Mentayani, I., & Ikaputra. (2012). Menggali makna arsitektur vernakular: Ranah, unsur, dan aspek-aspek vernakularitas. LANTING Journal of Architecture, 1(2), 68–82.
Nasr, S. H. (1973). The sense of unity. London: University of Chicago Press.
Nur, S. R. (1979). Beberapa aspek hukum adat tata negara Kerajaan Gorontalo pada masa Sultan Eyato. Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin (UNHAS).
Sartini. (2004). Menggali kearifan lokal Nusantara sebagai kajian filsafat. Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120.
Tohopi, R. (2012). Tradisi perayaan Isra’ Mi’raj dalam budaya Islam lokal masyarakat Gorontalo. El Harakah, 14(1), 135–155.
Wiranto. (1999). Arsitektur vernakular Indonesia. Dimensi Teknik Arsitektur, 27(2), 15–20.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2774
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |