Akulturasi dan Kearifan Lokal dalam Tradisi Baayun Maulid pada Masyarakat Banjar
Abstract
Penelitian ini mengkaji akulturasi dan transformasi nilai dalam tradisi Baayun Maulid masyarakat Banjar. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis keagamaan sebagai upaya memahami makna mendalam dari objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah munculnya tradisi ini bermula dari upacara maayun anak masyarakat Dayak Kalimantan untuk memberikan keberkahan, memberi nama, menyampaikan doa keselamatan, dan tanda syukur atas kelahiran anak. Seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di kawasan ini, upacara yang diwariskan oleh nenek moyang ini pun mengalami perubahan. Ulama penyebar Islam telah merubah dan mengakulturasi upacara ini menjadi sarat dengan nilai-nilai keislaman. Apabila semula upacara ini dinamakan Baayun Anak, maka sesudah diakulturasi berubah menjadi Baayun Maulid. Tempat pelaksanaan dipusatkan di masjid dan disandingkan dengan peringatan maulid Nabi. Anak diayun dan dibacakan al Quran, syairsyair maulid, serta doa. Tradisi lokal dan ajaran agama telah bersatu secara harmonis dalam kegiatan Baayun Maulid, yang menjadi penanda kesyukuran atas kelahiran anak sekaligus peringatan dan penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azra, A. (2002). Islam Nusantara: Jaringan global dan lokal. Bandung: Mizan.
Azra, A. (2003, June 27). Dakwah kultural menggunakan medium seni budaya. Tabloid Republika Dialog Jumat, 1(1–2).
Bagus, L. (1996). Kamus filsafat. Jakarta: Gramedia.
Bee, R. L. (1978). Patterns and processes. New York: MacMillan Publishing.
Daud, A. (1997). Islam dan masyarakat Banjar: Deskripsi dan analisis kebudayaan Banjar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan agama. Yogyakarta: Kanisius.
Hadi, S. (2006). Seni dalam ritual agama. Yogyakarta: Pustaka.
Hapip, A. D. (2008). Kamus Banjar Indonesia. Banjarmasin: Rahmat Hafiz Mubaraq.
Hidayat, K. (1992). Agama-agama di dunia: Masalah interrelasi, kontinuitas, dan perkembangan. Jakarta: Yayasan Paramadina.
Ideham, M. S., et al. (2007). Urang Banjar dan kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Propinsi Kalimantan Selatan.
Ja’far, M. (2010). Islam dan Keindonesiaan. http://www.masdurohman.blogspot.com/2010/08/islam-dan-ke-indonesia.html
Kahmad, D. (2000). Metode penelitian agama. Bandung: Pustaka Setia.
Keesing, R. (1992). Antropologi budaya. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntowijoyo. (2001). Muslim tanpa masjid: Esai-esai agama, budaya, dan politik dalam bingkai strukturalisme transendental. Bandung: Mizan.
Madjid, N. (1992). Islam, doktrin, dan peradaban. Jakarta: Yayasan Paramadina.
Madjid, N. (1995). Islam agama kemanusiaan: Membangun tradisi dan visi baru Islam Indonesia. Jakarta: Yayasan Paramadina.
Maman, et al. (2006). Metodologi penelitian agama. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Maula, J. (2008, June 24). Islam dan transformasi budaya lokal. Paper presented at Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), Solo: Panitia Pelaksana ACIS IAIN Surakarta.
Mulkhan, A. M. (2003, June 27). Dakwah kultural: Citra organisasi pembasmi TBC di masyarakat transisi. Tabloid Republika Dialog Jumat, 3(1–2).
Nugroho, A. (2002). Gagasan pribumisasi Islam: Meretas ketegangan Islam dengan kebudayaan lokal. Jurnal Inovasi, 11(4), 35–46.
Paisun. (2010). Dinamika Islam kultural: Studi atas dialektika Islam dan budaya lokal Madura. In Prosiding Annual Conference on Islamic Studies ke-10. Banjarmasin: IAIN Antasari.
Sachari, A. (2000). Desain dan dunia keserupaan Indonesia dalam wacana transformasi budaya. Bandung: Penerbit ITB.
Sartini. (2004). Menggali kearifan lokal Nusantara: Sebuah kajian filsafati. Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120.
Sobary, M. (1994). Kebudayaan rakyat: Dimensi politik dan agama. Jakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Tim Penyusun. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Umar, H. (2003, June 27). Dakwah kultural bagian dari strategi dakwah Islam. Tabloid Republika Dialog Jumat, 5(1–3).
Usman, A. G. (2000). Tradisi Baayun Mulud 12 Rabiul Awal di Mesjid Keramat Banua Halat Rantau Kabupaten Tapin. Banjarmasin: Pemerintah Daerah Tingkat II Tapin.
Wahid, A. (2001). Pergulatan negara, agama dan kebudayaan. Jakarta: Desantara.
Zada, K. (2003). Islam pribumi: Mencari wajah Islam Indonesia. Yogyakarta: LKiS.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v16i2.2778
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |