Persepsi Masyarakat tentang Makam Raja dan Wali Gorontalo
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat tentang makam raja dan wali Gorontalo dengan menggunakan pendekatan fenomenologi agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makam dimaknai sebagai tempat peristirahatan manusia setelah alam dunia. Adapun tujuan ziarah makam memiliki varian yakni: Makam sebagai tempat wisata religi; Tempat mustajab berdoa; Tempat untuk mendapatkan berkah dari Allah dengan mendoakan si mayit; Tempat untuk mengenang jasa pahlawan dan pembawa Islam; Tempat untuk belajar baik sejarah maupun ilmu Ladunni. Varian prosesi pelaksanaan ziarah kubur terbagi dua berdoa sendiri dan didoakan oleh imam. Adapun perlengkapan yang menyertai khususnya di makam Sultan Amai adalah mengambil air sumur yang diyakini memiliki berkah sedangkan di makam Ju Pangola adalah air mineral kemasan botol yang ditempatkan di depan makam dan didoakan oleh imam dan mengambil tanah makam untuk mendapatkan keberkahan. Hikmah bagi peziarah: untuk mendapatkan keberkahan hidup dengan mendoakan raja dan para wali Allah, menghargai jasa para pengembang Islam dan para pahlawan; serta menjadikan sebagai pelajaran hidup bahwa manusia pasti akan mati dan kembali ke Allah.
Keywords
References
Abdullah, I., et al. (2008). Agama dan kearifan lokal dalam tantangan global. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM & Pustaka Pelajar.
Agus, B. (2007). Agama dalam kehidupan manusia: Pengantar antropologi agama. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Amin, S. (n.d.). Islam Nusantara—Makam Aulia Raja Ilato ramai dikunjungi peziarah. NU Online. http://www.nu.or.id
Arisandi, N. G. A. D. P. (2011). Persepsi masyarakat Desa Beraban tentang program siaran pariwisata budaya di Bali TV sebagai media informasi dan promosi [Master’s thesis, Universitas Udayana]. Denpasar.
Botutihe, M., & Daulima, P. (2003). Tata upacara adat Gorontalo – Dari upacara adat kelahiran, perkawinan, penyambutan tamu, penobatan dan pemberian gelar adat sampai upacara adat pemakaman. Gorontalo.
Cox, J. L. (1992). Expressing the sacred: An introduction to the phenomenology of religion. Harare: University of Zimbabwe.
Endraswara, S. (2006). Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan: Ideologi, epistemologi, dan aplikasi (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Ghazali, A. M. (2011). Antropologi agama: Upaya memahami keragaman kepercayaan, keyakinan, dan agama. Bandung: Alfabeta.
Ju Panggola. (2012). Ju Panggola: Pejuang dan wali Gorontalo. http://www.kpad-gorontalo.pnri.go.id/content/ju-panggola-pejuang-dan-wali-gorontalo
Kuswarno, E. (2009). Metodologi penelitian komunikasi fenomenologi: Konsep, pedoman, dan contoh penelitiannya (1st ed.). Bandung: Widya Padjadjaran.
Masyhudi. (1999). Ziarah makam Sunan Ampel Surabaya: Studi tentang perubahan kebudayaan. Madaniyya: Jurnal Sastra dan Sejarah, 2(2), 41–51.
Syam, N. (2007). Madzhab-madzhab antropologi. Yogyakarta: LKiS.
Terrajana, S. (2015). Sumpah Bontho: Sejarah orang Gorontalo masuk Islam. http://www.degorontalo.co/sumpah-bontho-sejarah-orang-gorontalo-masuk-islam/
Yasin, Z. (2013). Islam, tradisi dan kearifan lokal. Gorontalo: Sultan Amai Press.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v18i1.3417
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |