Aneka Ragam Spiritualitas dalam Kebudayaan Kontemporer
Abstract
Spiritualism is an inseparable part of human existence. The reduction of this dimension will effect negatively for human existence. This causes the emergence of new phenomenon, or even culture, in the life of modern society. The phenomenon is the increase of their interest in spiritualism. Even though, spiritualism in this context is not always identical with religion. Even, this phenomenon cannot be separated from capitalism. Therefore, the spiritualism that develops recently has various forms, that is, (1) Spiritualism Secularization, (2) Spiritualism Immanence, (3) Spiritualism Libidinalisation, (4) Schizo-spiritualism, (5) Hybrid-spiritualism, and (6) Techno-spiritualism. Furthermore, there is also another expression of spiritualism, that is, the emergence of new religion or quasi-religion movement. The emergence of this movement is influenced by the effort to release from religious countercultures. Other manifestation of this spiritualism is in the form of fundamentalism movement. In extreme point, this movement can be seen from the emergence of extreme cult, such as those that teach tragic way of death.
Spiritualisme adalah bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia. Pengurangan dimensi ini akan berdampak negatif bagi eksistensi manusia. Hal ini menyebabkan munculnya fenomena baru, atau bahkan budaya baru dalam kehidupan masyarakat modern. Fenomena ini termasuk meningkatnya minat mereka terhadap spiritualisme. Meski demikian, spiritualisme dalam konteks ini tidak selalu identik dengan agama. Bahkan, fenomena ini tak lepas dari kapitalisme. Oleh karena itu, spiritualitas yang berkembang baru-baru ini memiliki berbagai bentuk, yaitu (1) spiritualisme sekularisasi, (2) spiritualisme iman, (3) spiritualisme libidinalisasi, (4) schizo-spiritualisme, (5) hybrid-spiritualism, dan (6) techno-spiritualisme. Selanjutnya, ada pula ekspresi spiritualisme lain, yaitu munculnya agama baru atau gerakan kuasi-agama. Munculnya gerakan ini dipengaruhi oleh usaha melepaskan diri dari perhelatan religius. Manifestasi lain dari spiritualisme ini adalah dalam bentuk gerakan fundamentalisme. Intinya, gerakan ini bisa dilihat dari kemunculan kultus ekstrem, seperti yang mengajarkan cara tragis kematian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Baudrillard , Jean P. 2006. Masyarakat Konsumsi. Terjemahan oleh Wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Fromm, Erich. 1971. The Sane Society. New York: Holt, Reinehart and Winston.
Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Press.
Naisbitt, John etc. 1990. Megatrend 2000. New York: William Morrow
Richard T, Anton. 2003. Memahami Fundamentalisme. Terjemahan oleh Muhammad Shodiq. Surabaya: Pustaka Eureka.
Samekto, FX Adji. 2008. Kapitalisme, Modernisasi, dan Kerusakan Lingkungan. Yogyakarta: Genta Press.
Sukidi. 2001. New Age, Wisata Spiritual Lintas Agama. Jakarta: Gramedia.
Toffler, Alvin,. 1990. The Third Wave. New York: Bantam Books.
Van Bruinessen, Martin. 1992. Gerakan Sempalan di Kalangan Umat Islam Indonesia: Latar Belakang Sosial Budaya. Jurnal Ulumul Quran. Vol. III. No. 1.
Wora, Emmanuel. 2006. Perenialisme, Kritik atas Modernitas dan Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.
Yasraf, Amir Pilliang. 2007. Membaca Spirit Dunia; Fenomenologi, Semiotika Realitas, Spiritualitas. Dalam Alfatri Adlin (Ed.), Spiritualitas dan Realitas Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta-Bandung: Jalasutra.
Yudi, Latif dkk. 1994. “Kekerasan” Spiritual dalam Masyarakat Pasca-Modern. Jurnal Ulumul Quran, 5(3).
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v1i1.423
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |