Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
Abstract
Mughal adalah salah satu Kerajaan Islam yang tinggal sekitar 342 tahun, mulai dari Sultan Zahruddin Muhammad (1483-1530 M) sampai Sultan Sirajuddin Bahadur Syah (1837-1858 M). Ada dua faktor penting yang menyebabkan Kerajaan Mughal berpisah dan menghadapi kemunduran, faktor internal dan eksternal. Secara internal, Kerajaan Mughal menghadapi kemunduran karena tidak ada sistem dan mekanisme suksesi kekuasaan, dan juga kurangnya integritas kepemimpinan generasi berikutnya. Gaya hidup hedonisme juga menjadi penyebab utama situasi politik yang rumit di Kerajaan. Apalagi, kebijakan politik yang cenderung lebih puritan dan ideologis juga merusak sistem pemerintahan. Faktor internal tersebut kemudian menyebabkan lemahnya kontrol politik dan kekuasaan Kerajaan yang tidak berdaya di depan kerajaan lainnya. Akibatnya, banyak pemberontakan terjadi di mana-mana. Itu benar-benar membuat kekuatan Kerajaan satu demi satu menjadi milik kerajaan lain.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arnold, T. W. (1995). Sejarah da’wah Islam (H. A. Nawawi Rambe, Trans.). Jakarta: Wijaya.
Bosworth, C. E. (1993). Dinasti-dinasti Islam (I. Hasan, Trans.). Bandung: Mizan.
Facruddin, F. M. (1985). Perkembangan kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Hodgson, M. G. S. (1974). The venture of Islam (Vol. III). Chicago: The University of Chicago Press.
Israr, C. (1978). Sejarah kesenian Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Mahmudunnasir, S. (1994). Islam: Konsepsi dan sejarahnya (A. Affandi, Trans.). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mu’nis, H. (1973). ‘Alam al-Islami. Mesir: Dar al-Ma’arif.
Pan Americana Copyright. (1972). The Encyclopedia Americana (Vol. 19). New York: American Corporation.
Watt, W. M. (1990). Kejayaan Islam: Kajian kritis dari tokoh orientalis. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Yatim, B. (1996). Sejarah peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo.
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v0i0.435
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |