Pengaruh Budaya dan Nilai Islam: Terbentuknya Arsitektur Vernakular Minangkabau
Abstract
Arsitektur vernakular disebut sebagai arsitektur masyarakat yang terbentuk karena pola hidup, sosial, budaya, dan agama dari masyarakat tertentu. Hal ini disebabkan program arsitekturnya berbeda di setiap tempat yang memiliki ciri khas tersendiri, misalnya arsitektur vernakular Minangkabau. Arsitektur Vernakular Minangkabau dikenal dengan rumah tinggal yang luas. Keunikan masyarakat itu secara khusus dalam budaya matrilineal membawa ke salah satu desain rumah tinggal yang berbeda dengan rumah modern secara umum. Pembentukan ruang didasarkan pada kehidupan perempuan dan memiliki hirarki sesuai dengan pola kehidupan wanita. Jenis bangunan secara utuh memiliki keunikan karena faktor sejarah dan legenda. Bahkan, nama bangunan rumah luas ini memiliki kandungan nilai sejarah dan legenda. Unsur materi lokal juga mendukung keunikan ini. Karena bahan lokal yang digunakan di rumah luas ini tidak benar-benar digunakan di daerah lain. Aspek budaya sosial dan lokal yang mengatur bentuk arsitektur vernakular Minangkabau. Ini tidak terlepas dari nilai-nilai Islam yang mendukung nilai-nilai Islam dalam beberapa aspek yang dirancang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dreyfuss, H. L. (1992). A traditional Minangkabau rice-storage building, Sumatra. http://www.photius.com
Kosty, P. (2002). Indonesia’s matriarchal Minangkabau offer an alternative social system. http://www.sas.upenn.edu
Minarsih. (1998). Korelasi antara motif hias songket dan ukiran kayu di Provinsi Sumatera Barat (Studi kasus daerah Pandai Sikek, Silungkang dan Kubang). http://digilib.itb.ac.id
Papanek, V. (1995). The green imperative: Ecology and ethics in design and architecture. London: Thames and Hudson.
Pauka, K. (1997). Silek: The martial arts of the Minangkabau in West Sumatra. Journal of Asian Martial Arts, 6(1), 62–79.
Prijotomo, J. (2004). Arsitektur Nusantara: Menuju keniscayaan. Surabaya: Wastu Lanas Grafika.
Syamsidar, B. A. (1991). Arsitektur tradisional daerah Sumatra Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tjahjono, G. (2002). Indonesian heritage: Arsitektur. Jakarta: Buku Antara Bangsa.
Waterson, R. (1990). The living house: An anthropology of architecture in South East Asia. Oxford: Oxford University Press.
Yurnaldi. (2000). Bagonjong, wujud arsitektur dari karya sastra. http://www.kompas.com
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v0i0.454
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |