Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Strategi Kebudayaan Nahdlatul Ulama
Abstract
Agama dan budaya adalah dua entitas yang selalu berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara agama dan budaya dapat bermanifestasi dalam kekompakan agama ke dalam budaya masyarakat dalam bentuk perilaku masyarakat majemuk sebagai ungkapan masyarakat religius. Selain itu, budaya masyarakat dapat mengintegrasikan ke dalam praktik nilai-nilai agama yang terwujud dalam semangat masyarakat beragama. Selanjutnya, ini disebut sebagai tradisi keagamaan atau budaya berbasis pengalaman religius. Nahdlatul Ulama (NU) adalah komunitas Muslim yang menjunjung tinggi nilai tradisi lokal. Pergerakannya didasarkan pada tiga prinsip: nilai Islam, budaya Indonesia dan manfaat masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip ini mewajibkan pemahaman kearifan lokal sebagai jantung masyarakat. Selama tradisi lokal berjalan dengan prinsip, ia bisa mengakomodasi model perkembangan budaya NU. Oleh karena itu, praktik keagamaan nahdliyyin (anggota NU) mencerminkan nuansa budaya Islam.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anam, C. (1985). Pertumbuhan dan perkembangan Nahdlatul Ulama. Sala: Jatayu.
Arifi, A. (2008a). Jejak fiqih Sunni di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media.
Arifi, A. (2008b). Pergulatan pemikiran fiqih “tradisi”: Pola madzhab. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Fealy, G., & Barton, G. (Eds.). (1997). Tradisionalisme radikal: Persinggungan Nahdlatul Ulama–Negara (Ahmad Suaedy et al., Trans.). Yogyakarta: LKiS.
Haidar, M. A. (1994). NU: Wawasan sosio-kultural dan keagamaan. Majalah AULA, No. 03/Tahun XVI/Maret.
Hasan, M. T. (2005). Ahlussunnah wal Jamaah dalam persepsi dan tradisi NU. Jakarta: Lantabora Press.
PBNU. (2004). Hasil-hasil Muktamar XXXI, 28 November–2 Desember 2004 di Asrama Haji Donohudan Boyolali Jawa Tengah. Jakarta: Sekretariat PBNU.
Peurson, C. A. van. (1976). Strategi kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Siradj, S. A. (1997). Ahlussunnah wal Jamaah dalam lintasan sejarah. Yogyakarta: LKPSM NU.
Wahid, A. (1989). Kiai Bisri Syansuri: Pecinta fiqih sepanjang hayat. Jakarta: Amanah.
Wahid, A. (2001). Menggerakkan tradisi: Essai-essai pesantren. Yogyakarta: LKiS.
Wijoyo, K. (1991). Paradigma Islam: Interpretasi untuk aksi. Bandung: Mizan
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v10i2.4583
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |