Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Strategi Kebudayaan Nahdlatul Ulama

Ahmad Arifi

Abstract


Religion and culture are two entities which always interact to each other. Interaction between religion and culture can manifest in cohesiveness of religion into community culture in the form of plural society behavior as an expression of religious society. In addition, a culture of society can integrate into the practices of religious values that manifested in the spirit of religious society. Further, it is called as religious traditions or religious experiences based culture. The Nahdlatul Ulama (NU) is a Muslim community which upholds local tradition values. Its movement is based on three principles: Islamic values, Indonesian culture and community benefit. The implementation of these principles required the understanding of local wisdom as the heart of the community. As long as the local tradition goes with the principles, it can accomodate the model of cultural development of NU. Therefore, the religious practices of nahdliyyin (members of the NU) reflect the nuance of Islamic culture.

 

Agama dan budaya adalah dua entitas yang selalu berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara agama dan budaya dapat bermanifestasi dalam kekompakan agama ke dalam budaya masyarakat dalam bentuk perilaku masyarakat majemuk sebagai ungkapan masyarakat religius. Selain itu, budaya masyarakat dapat mengintegrasikan ke dalam praktik nilai-nilai agama yang terwujud dalam semangat masyarakat beragama. Selanjutnya, ini disebut sebagai tradisi keagamaan atau budaya berbasis pengalaman religius. Nahdlatul Ulama (NU) adalah komunitas Muslim yang menjunjung tinggi nilai tradisi lokal. Pergerakannya didasarkan pada tiga prinsip: nilai Islam, budaya Indonesia dan manfaat masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip ini mewajibkan pemahaman kearifan lokal sebagai jantung masyarakat. Selama tradisi lokal berjalan dengan prinsip, ia bisa mengakomodasi model perkembangan budaya NU. Oleh karena itu, praktik keagamaan nahdliyyin (anggota NU) mencerminkan nuansa budaya Islam.


Keywords


Islamic culture, local wisdom, nahdlatul ulama

Full Text:

PDF

References


Wahid, Abdurrahman. 1989. Kiai Bisri Syansuri: Pecinta Fiqih Sepanjang Hayat. Jakarta: Amanah.

Wahid, Abdurrahman. 2001. Menggerakkan Tradisi Essai-essai Pesantren. Yogyakarta: LKiS.

Arifi, Ahmad. 2008a. Jejak Fiqih Sunni di Indonesia. Yogyakarta: Pilar

Media.

Arifi, Ahmad. 2008b. Pergulatan Pemikiran Fiqih “Tradisi” Pola Madzhab. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Peurson, C.A. van. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Anam, Choirul. 1985. Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama. Sala: Jatayu.

Fealy, Greg dan Greg Barton (Eds.). 1997. Tradisionalisme Radikal Persinggungan Nahdlatul Ulama-Negara. Terjemahan oleh Ahmad Suaedy dkk., Yogyakarta: LKiS.

Wijoyo, Kunto. 1991. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Haidar, M. Ali. 1994. NU: Wawasan Sosio-Kultural dan Keagamaan.

Majalah AULA, No. 03/Tahun XVI/Maret.

Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Ahlussunnah wal Jamaah dalam Persepsi dan Tradisi NU. Jakarta: Lantabora Press.

PBNU. 2004. Hasil-hasil Muktamar XXXI28 Nopember- 2 Desember 2004 di Asrama Haji Donohudan Boyolali Jawa Tengah. Jakarta: Selretariat PBNU.

Siradj, Said Agiel. 1997. Ahlussunnah wal Jamaah dalam Lintasan sejarah. Yogyakarta: LKPSM NU.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v10i2.4583

Editorial Office:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
el Harakah, ISSN : 1858-4357 | e-ISSN : 2356-1734
Phone : +6282333435641
Fax : (0341) 572533
Email : elharakah@uin-malang.ac.id
elharakahjurnal@gmail.com
Website : http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang