Manusia di Muka Cermin Ibn Arabi: Memahami Hakikat Manusia dengan Kacamata Ibn Arabi

Ahmad Kholil

Abstract


Although the essence of human being has been questioned long times ago, there are many conceptual answers toward that question. Thus it is common if human beings, as social and individual creatures may try to question it to find new answers. The answer is mainly obtained by contemplating one's self based on the existing concept or reflecting one's self using an individual spiritual experience. The understanding to the essence of human beings described in this writing is based on the concept given by al-Syaikh al-Akbar ibn Arabi who is philosophical as well as sufistic. Who is a man? A man is "God" in its tajalli perfect form in the universe. Therefore, a man is not perfect when he cannot show God's characteristics. Ibn Arabi says, "one of this characteristics is to become a responsible leader either for himself or others".


Meskipun esensi manusia telah dipertanyakan sejak lama, ada banyak jawaban konseptual untuk pertanyaan itu. Jadi, adalah hal yang biasa jika manusia, karena makhluk sosial dan individu dapat mencoba menanyainya untuk menemukan jawaban baru. Jawabannya terutama diperoleh dengan merenungkan diri seseorang berdasarkan konsep yang ada atau mencerminkan diri seseorang dengan menggunakan pengalaman spiritual individu. Pemahaman terhadap esensi manusia yang digambarkan dalam tulisan ini didasarkan pada konsep yang diberikan oleh al-Syaikh al-Akbar ibn Arabi yang filosofis sekaligus sufistik. Siapa pria Seorang pria adalah "Tuhan" dalam bentuk tajalli yang sempurna di alam semesta. Karena itu, seorang pria tidak sempurna saat dia tidak bisa menunjukkan sifat Tuhan. Ibn Arabi mengatakan, "salah satu karakteristik ini adalah menjadi pemimpin yang bertanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain".

Keywords


human nature; sufistic

Full Text:

PDF

References


Ahmad ibn Muhammad Ujaibah. (1266 H). Iqādh al-Himam fī Syarḥ al-Ḥikam. Jiddah: al-Haramain.

Al-Ghazali, A. al-. (n.d.). Majmū‘ah Rasā’il al-Imām al-Ghazālī. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

Al-Khatib al-Baghdadi. (n.d.). Tārīkh Baghdād. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Mas’udi. (1973). Murūj al-Dhahab wa ma‘ādin al-jawhar. Beirut: Dar al-Fikr.

Chittick, W. C. (1983). The Sufi path of love: The spiritual teaching of Rumi. New York: State University of New York Press.

Chittick, W. C. (2001). Tuhan sejati dan tuhan-tuhan palsu (A. Nidjam et al., Trans.). Yogyakarta: Qalam.

Hartoko, D. (1986). Kamus populer filsafat. Jakarta: Rajawali.

Ibn ‘Arabi. (n.d.). Al-Futūḥāt al-Makkiyyah. Beirut: Dar al-Ṣādir.

Latif, Y., & Ibrahim, I. S. (Eds.). (1996). Bahasa dan kekuasaan. Bandung: Mizan.

Munitz, K. (1979). The ways of philosophy. New York: Macmillan Publishing

Musa Asy‘ari. (2002). Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam berpikir. Yogyakarta: LESFI.

Nasr, S. H., et al. (2003). Warisan sufi. Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Nasution, H. (1973). Filsafat dan mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Nasution, M. Y. (1988). Manusia menurut al-Ghazali. Jakarta: Rajawali Press.

PA van der Weij. (1988). Filsuf-filsuf besar tentang manusia (K. Bertens, Trans.). Jakarta: Gramedia.

Yunasril Ali. (1997). Manusia citra ilahi. Jakarta: Paramadina




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v8i3.4607

Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
ISSN: 1858-4357 | e-ISSN: 2356-1734
Phone: +6282333435641
Fax: (0341) 572533
Email: elharakah@uin-malang.ac.id 
elharakahjurnal@gmail.com
Website: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang