Eksistensi Guru, Siswa dan Kurikulum di Sekolah Menengah
Abstract
This paper reviews the existence and roles of teacher, student and curriculum as three main components of education in middle and high school. The key of successful education is on professional teacher. Therefore, teachers as facilitator of learning in the school must improve professional ability continually. They should encourage contextual learning which is suitable with student’s need and development phase. This is because students are in their growing period to develop their personality maturity. Likewise, the curriculum as a reference in education realization must cover student's necessity including their complexity in social life, science and technology. Through competence based curriculum, the potentials of students can be appreciated and directed based on student’s intellectual development.
Makalah ini mengkaji keberadaan dan peran guru, siswa dan kurikulum sebagai tiga komponen utama pendidikan di sekolah menengah dan atas. Kunci sukses pendidikan adalah pada guru profesional. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran di sekolah harus meningkatkan kemampuan profesional secara terus menerus. Mereka harus mendorong pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Hal ini karena siswa berada dalam masa pertumbuhan mereka untuk mengembangkan kedewasaan kepribadian mereka. Demikian juga, kurikulum sebagai referensi dalam realisasi pendidikan harus mencakup kebutuhan siswa termasuk kompleksitasnya dalam kehidupan sosial, sains dan teknologi. Melalui kurikulum berbasis kompetensi, potensi siswa dapat diapresiasi dan diarahkan berdasarkan perkembangan intelektual siswa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bacharah, S. B. (Editor). 1990, Education Reform: Making Sense Of It All: USA. Allyen dan Bacon.
Beeby, C.E. 1979. Pendidikan di Indonesia; Perdlaian dan Perencanaan: Jakarta. LP3ES.
Boediono dan Yulaellawati, 1999. Penyusunan Kurikulm Berbisis Kemampuan Dasar, Jumal Pendidikan dan Kebudayaan. No.020 Tahun ke-5, Desember 1999
Depdiknas. 1990. Menyongsong Penyusunan Kurikulum SMLh Jakarta. Dikdasmen.
Diknas. 2002. Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan 21 (STPK-21): Jakarta
Husen, T. 1979. The School In Question: New York Oxford University Press
Jalal. F. dan Supriadi (editor). 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah: Jakarta. Depdiknas-Bappenas-Adicita karya
Jamil, Ibrahim. 1999. PerspektifTranparansi Global Dalam Kurikulum: Diknas Jur. Pendidikan dan Kebudayaan. No. 019. Tahun ke-5, Oktober
Lurry,L .L dan Alberty, J.E. 1957. Develoving The Core Program: New York The Mcmillan Company
Mantja. W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berivaivasan Pengembangan SDM; Suatu Kajian Konseptual Historis (Pidato Pengukuhan Guru Besar: Universitas Negeri Malang
Michael. G. Fullan, 1993. The New Meaning Of educational Change: New York. Teacher College Press
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbsis Kompetensi (KBK): Jakarta. Rodakarya
Murgatroyd. S. dan Morgan. C. 1992. Total Quality Management and School: USA. The Open University
PE No. 29. Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah. 1992. Sinar Grafika. Jakarta
Rohlen, Thomas, D. 1983Japan High School -.Universty of California
Suyanto. 2001. Guru Yang Profesional dan Efektif Kompas/16/02/2001.
Suryadi, Ace. 2001. Menyoal Profesi Guru: Kompas/9/03/2001
Soedjiarto. Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka
Tilaar, H.R. 1995.50 tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995; Suatu Analisis Kebijakan. Grasindo. Jakarta
Unruh, G.G. dan Alexender, W.M. 1970. Innovation in Secondary Education: New York Winstin Inc
UUSPN. No. 2. tahun 1989.1992. Sinar Grafika. Jakarta
Zias, S. Robert. 1976. Curriculum Principles and Foundation: New York. Harper and Row, Publisher
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v8i1.4614
Editorial Office: | Phone : +6282333435641 |