Sastra dan Islam Catatan Seputar Dialektika Sistem Nilai
Abstract
Sastra dan Islam adalah dua entitas yang tidak harus ada kaitannya. Karena kenyataannya, sastra dapat tumbuh subur dan berkembang tanpa harus ada embel-embel Islam di dalamnya. Kalaupun ada kaitannya, hubungan antara sastra dan Islam sesungguhnya sangat problematis. Hal itu dikarenakan dustur Islam (al-Quran), sebagai sumber inspirasi yang melengkapi setiap momentum estetik dalam peradaban Islam, dengan tegas mensyaratkan adanya keterpaduan antara dua eksistensi dunia yang benar-benar berbeda dalam sebuah ruang keindahan. Tulisan ini menyinggung dialektika antara sistem nilai sastra dan Islam. Semiologi sastra Islam termantrakan dalam dua segi makna yang bersifat individual dan universal. Individual dimaknai sastra Islam memiliki keterikatan subordinatif terhadap agama sedangkan universal dimaknai dengan sastra Islam memiliki peluang tak terbatas ruang dan waktu untuk bergerak menemukan makna spiritual dalam kehidupan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abrams, M. H. (1981). A glossary of literary terms. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Arkoun, M. (1994). Nalar Islami dan nalar modern: Berbagai tantangan dan jalan baru (R. S. Hidayat, Trans.). Jakarta: INIS.
Atmaja, J. (1986). Notasi tentang novel dan semiotika sastra. Ende: Nusa Indah.
Hervanto, A. (1985). Perdebatan sastra kontekstual. Jakarta: Rajawali.
James, D. (1974). Islamic art: An introduction. London-New York: Hamlyn.
Mangunwijaya, Y. B. (1984, Februari 21). Sastra melalui kaca mata orang biasa. Kompas, IV.
Nasr, S. H. (1987). Islamic art and spirituality. Ipswich: Golgonooza Press.
Salad, H. (2000). Agama seni: Pijaksi teologis dalam ruang estetik. Yogyakarta: Yayasan Semesta
DOI: https://doi.org/10.18860/el.v4i2.4633
Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang | Phone: +6282333435641 |