Aktualisasi Etika Islam dalam Dunia Bisnis

M. Nur Asnawi

Abstract


In the context of an increasingly transparent macro life, the transcendental normative values of Islam are challenged to be able to manifest themselves in real terms. This demand seems to be a logical consequence when the reference to life is practically more dominated by value order, such as the idea of hedonism. In the economic activity that is becoming a new trend nowadays, there are many cheats, tackling friend's profession, monopoly, etc. This is evidence of hedonism. Islam gives the suggestion that in conducting its economic activity always hold fast to ethics and norm. This research explains that human economic life should be based on the teachings of God. Doing business has an ethical principle that is responsible, honesty, cling and always grateful. With ethics and norms packaging the economic activity, it will undoubtedly bring about a virtue. Such virtue will give birth to true happiness in economy. In the end this will lead to the establishment and success of the upcoming economy.


Dalam konteks kehidupan makro yang semakin transparan, nilai-nilai normatif transendental Islam ditantang untuk mampu mewujudkan diri secara riil. Tuntutan ini nampaknya sebagai konsekuensi logis ketika acuan kehidupan secara praktis lebih didominasi oleh tatanan nilai nilai, seperti faham hedonisme. Dalam aktivitas ekonomi yang menjadi tren baru saaat ini, terdapat banyak kecurangan, menjegal kawan seprofesi, monopoli, dll. Hal ini merupakan bukti adanya paham hedonisme. Islam memberikan anjuran agar dalam melakukan aktifitas ekonominya senantiasa berpegang teguh pada etika dan norma. Penelitian ini memaparkan bahwa kehidupan berekonomi manusia hendaknya tetap berlandaskan pada ajaran Tuhan. Berbisnis memiliki prinsip beretika yaitu bertanggung jawab, kejujuran, berpegang teguh dan selalu bersyukur. Dengan etika dan norma sebagai kemasan dalam aktivitas perekonomian, niscaya akan melahirkan suatu kebajikan (virtue). Kebajikan tersebut akan melahirkan kebahagiaan sejati dalam berekonomi (ultimate happiness). Pada akhirnya ini akan menggiring kepada kemapanan dan kesuksesan perekonomian mendatang.

Keywords


economic activity; ethical principle; normative values

Full Text:

PDF

References


Basyir, M. A. (1981). Sistem ekonomi Islam. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.

Hamzah Ya’kub. (1983). Etika Islam. Bandung: Diponegoro.

Kahf, M. (1995). Ekonomi Islam: Telaah analitik terhadap ekonomi Islam. Yogyakarta.

Keraf, S. (1991). Etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Magnis-Suseno, F. (1987). Etika dasar: Masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Kanisius.

Mubyarto. (1998). Peformasi sistem ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.

Muslehuddin. (1995). Asuransi dalam Islam. Jakarta.

Raharjo, M. D. (1990). Etika ekonomi dan manajemen. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Siagian, S. P. (1996). Etika bisnis. Jakarta: Andi Offset & PPM.

Soejatmoko. (1994). Dimensi manusia dalam pembangunan. Jakarta: LP3ES.




DOI: https://doi.org/10.18860/el.v4i2.4636

Editorial Office: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50, Malang, Indonesia 65144
This work is licensed under a CC-BY-NC-SA.
ISSN: 1858-4357 | e-ISSN: 2356-1734
Phone: +6282333435641
Fax: (0341) 572533
Email: elharakah@uin-malang.ac.id 
elharakahjurnal@gmail.com
Website: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang